Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius Untung S
Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Mengenal Siklus Investasi Properti

Kompas.com - Diperbarui 02/11/2022, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDAK bisa dimungkiri, selain berfungsi sebagai tempat tinggal, properti (terutama hunian)  juga seringkali digunakan sebagai instrumen investasi. Hal ini didasarkan pada sifat harga properti, yang akan terus menunjukkan tren meningkat dalam jangka waktu panjang.

Namun, bukan berarti tidak ada momen properti mengalami perlambatan atau koreksi. Hanya, berbeda dengan instrumen investasi lain yang bisa lebih fluktuatif, properti cenderung memiliki pola besar yang berulang.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Ini Efeknya Buat Sektor Properti

Dengan mengetahui pola besar tersebut bisa membantu kita untuk lebih tepat lagi mengambil posisi jual dan beli ketika sedang berinvestasi properti.

Pola besar properti

Sama seperti instrumen investasi lain yang dikendalikan pasar, harga properti juga ditentukan oleh pasokan dan permintaan yang cenderung memiliki pola besar serupa. Pola besar pada umumnya bisa terlihat pada gambar di bawah.

Pola besar investasi propertiDokumentasi Rumah123 Pola besar investasi properti


Titik A menunjukkan posisi ketika pasar properti mulai melambat, biasanya didominasi oleh kenaikan harga yang luar biasa tinggi. 

Hal ini membuat para calon pembeli menarik diri sehingga jumlah permintaan menurun.

Dalam banyak situasi pasar yang melambat bisa berbalik memasuki fase koreksi seperti ditunjukkan pada titik B di mana harga lebih rendah dibandingkan pada titik A, padahal waktu terus berjalan.

Koreksi ini seringkali disebabkan oleh para penjual yang butuh uang, dan terdesak kebutuhan untuk menjual propertinya namun di sisi lain permintaan tidak banyak karena harga sudah terlampau tinggi.

Koreksi harga (penurunan harga) biasanya mengundang calon pembeli untuk kembali masuk. Hal ini terjadi dalam beberapa waktu, dan akan terus menarik lebih banyak lagi pembeli.

Sehingga harga mulai bergerak naik seperti digambarkan oleh titik C. Momentum ini biasanya terus berlanjut karena para pembeli yang senang karena mendapatkan harga “murah” akan mengundang lebih banyak pembeli lagi.

Dengan begitu, akan terjadi akselerasi harga seperti ditunjukkan kurva di antara titik C dan D.

Ketika pasar sudah merasa kenaikan harganya terlalu cepat maka harga akan kembali melambat seperti ditunjukkan pada titik D ke E.

Pelemahan ini akan berlanjut ke siklus koreksi selanjutnya seperti ditunjukkan oleh titik F.

Siklus propertiDokumentasi Rumah123 Siklus properti
Siklus yang sama akan berulang kembali dari awal dengan mulai terakselerasinya pasar hingga ke keadaan sempurna, untuk kemudian melambat dan mengalami koreksi lagi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau