Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: "Crazy Rich Indonesians" hingga Perpanjangan Trase MRT

Kompas.com - 20/09/2018, 12:19 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Mereka juga belanja rumah dan apartemen di kota-kota tersebut plus Sydney, dan Singapura yang secara tradisional menjadi tujuan investasi orang super tajir Indonesia.

Baca juga: Crazy Rich Indonesians Belanja Properti di Singapura hingga Sydney

3. "Crazy rich Indonesians" beli apartemen Rp 110 juta/m2

Indonesia khususnya Jakarta menawarkan nilai properti yang masuk akal dibandingkan dengan kota-kota lain di kawasan Asia Pasifik.

Dengan uang 1 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 14,8 miliar, para Crazy Rich Indonesians bisa mendapatkan apartemen mewah di pusat kota Jakarta.

"Ini tidak mungkin terjadi di Hong Kong atau Singapura," kata Head of Research JLL James Taylor, Rabu (19/9/2018).

Dari data Kompas.com, uang 1 juat dollar AS tersebut bisa dibelanjakan untuk apartemen Verde di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, untuk tipe 3 kamar tidur seluas 300 meter persegi.

Sementara apartemen paling mahal dengan harga selangit adalah Keraton at The Plaza, di kawasan multifungsi Plaza Indonesia, yang menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menyentuh angka Rp 110 juta per meter persegi di luar PPNBM.

Menyusul kemudian Le Parc di kawasan Thamrin Nine Residence. Untuk unit seluas 194 meter persegi dengan 3 kamar tidur dibanderol Rp 105,6 juta per meter persegi atau Rp 20,5 miliar.

"Apartemen-apartemen mewah itu pembelinya ya para crazy rich Indonesians. Mereka beli untuk ditempati, dan sebagian untuk investasi. Walau bagaimana pun mereka berbisnis juga ya, pasti mengharapkan capital gain," kata Hendra.

Baca juga: Crazy Rich Indonesians Beli Apartemen Rp 110 Juta Per Meter Persegi

Walikota Palangkaraya Riban Satia saat dikonfirmasi sejumlah wartawanKompas.com/Ananda Eka Putra Walikota Palangkaraya Riban Satia saat dikonfirmasi sejumlah wartawan
4. Wali Kota Palangkaraya: kami tak ingin bernasib seperti Jakarta

Wali Kota Palangkaraya Riban Satia mengatakan, perencanaan sebagai ibu kota negara, harus dibuat untuk jangka waktu lama.

Paling tidak, waktu penetapan sebagai ibu kota baru tersebut minimal 100 tahun.

"Kenapa? Karena kotanya masih mungkin untuk kami tata. Kami ke depan tidak ingin Palangkaraya itu seperti Jakarta. Nanti sudah dipindahkan ke Kalteng, dipindah lagi (ke kota lain)," kata Riban dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Palangkaraya diketahui memiliki luas 2.850 kilometer persegi atau empat kali lipat luas wilayah DKI Jakarta. Dari luas tersebut, 62 persen wilayahnya masih berupa kawasan hutan.

Sementara, yang telah terbuka lahannya sekitar 35,41 persen. Adapun kawasan yang telah terbangun sebagai daerah administrasi yaitu sekitar 2,35 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com