“Masyarakat belum tentu mau, mereka ingin kelihatan lebih moderen, makanya perlu sosialisasi,” cetus dia.
Selain itu, masalah biaya juga menjadi faktor penting keengganan masyarakat membangun rumah standar tahan gempa.
Material rumah aman gempa memang membutuhkan bahan baku yang lebih mahal, seperti penggunaan tiang besi berdiameter besar dan semen dengan kualitas terbaik. Masalah ini umumnya terjadi di daerah-daerah terpencil.
Padahal jika faktor ini menjadi masalah utama, biaya pembangunan rumah tradisional justru lebih murah bila dibandingkan dengan pembangunan rumah tahan gempa.
Untuk itu, jika masyarakat masih ingn menggunakan bata sebagai tambahan, Sumantri menyarankan agar menggunakan kombinasi model rumah.
“Kalau mau ada bata tambahan, satu meter saja di bagian bawah, di atasnya baru kayu. Jadi kombinasi seperti itu. Tapi apakah mau, kembali ke masyarakat lagi,” tutup Sumantri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.