SYDNEY, KOMPAS.com - Tak ada yang menyangkal, bahwa berinvestasi properti membutuhkan kalkulasi matang dan pengetahuan mumpuni tentang produk properti yang disasar.
Karena properti bukan produk konsumsi biasa, melainkan big ticket item, yang butuh modal, waktu yang tepat serta (juga) intuisi jitu.
CEO Business Development Crown Group Iwan Sunito membagi rahasia bagaimana menjadikan properti sebagai instrumen investasi yang menguntungkan, sekaligus menjadi pundi-pundi pasif (passive income), khusus untuk pembaca Kompas.com.
Baca juga : Properti Milik Orang Indonesia Menang 2 Penghargaan di Australia
Menurut Iwan yang sudah mengembangkan sejumlah properti prestisius di Sydney, Australia, ada lima hal utama yang harus menjadi concern dalam berinvestasi.
1. Lokasi
Iwan mengatakan, lokasi selalu menjadi pertimbangan utama. Secara umum, di Australia terdapat beberapa kota yang memiliki kinerja pertumbuhan nilai properti yang sangat baik.
Berdasarkan urutan, kota-kota tersebut adalah Sydney, Melbourne dan Brisbane. Dalam hal ini bukan berarti Melbourne dan Brisbane lebih buruk dibandingkan Sydney, namun tingkat pertumbuhan di Sydney lebih lebih tinggi dibandingkan dua kota tersebut.
"Di Sydney pun terdapat beberapa area yang sedang dan akan berkembang pada masa mendatang. Parramatta sebagai salah satu contohnya," tutur Iwan.
Saat ini, lanjut dia, Parramatta telah menjelma menjadi daerah tujuan investasi mengingat potensi yang dimiliki semenjak pemerintah menggelontorkan begitu banyak investasi di bidang infrastruktur termasuk fasilitas transportasi massal.
Selain Parramatta, beberapa daerah di kota Sydney yang juga memiliki potensi untuk tumbuh yaitu Waterloo, Mascot, Eastlake.
"Kebijakan pemerintah dalam membangun infrastruktur yang cukup masif di daerah tersebut juga dapat dijadikan indikator yang sangat kuat dalam melihat potensi investasi ke depannya," sambung Iwan.
2. Reputasi pengembang
Iwan menekankan, reputasi pengembang lebih kepada rekam jejak atau track record perusahaan, bukan perkara popularitas.
Baca juga : Iwan dan Paul, Duet Indonesia Penakluk Pasar Australia
Rekam jejak tersebut dapat kita lihat dari usia perusahaa. Kemudian proyek-proyek yang sudah dikerjakan, sehingga kita bisa melihat kualitas pengerjaan dari perusahaan tersebut.
3. Status legalitas dan proteksi konsumen
Aspek legal dan perlindungan konsumen, bilang Iwan, menjadi poin penting dalam melakukan investasi properti di luar negeri.
Sebagai contoh di Australia, yang hanya membebankan pembayaran uang muka atau down payment (DP) sebesar 10 persen hingga hunian yang kita beli selesai dibangun.
"Jelas, di sini terlihat bahwa proteksi konsumen juga sangat diperhatikan," kata Iwan.
Baca juga : Di Australia, Pengembang Dilarang Menjual Apartemen Sebelum Izin Turun
Sementara status kepemilikan dari semua proyek yang dipasarkan oleh Crown Group bersifat free hold atau hak milik seumur hidup.
Adapun tambahan referensi biaya stamp duty atau pajak pembelian bagi para pembeli asing di Australia sekitar 12 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 18 persen.
4. Konsep hunian
Konsep hunian yang diusung oleh pengembang juga dapat dijadikan acuan dalam menentukan investasi.
5. Tujuan investasi
Jika tujuan kita dalam memiliki hunian vertikal untuk disewakan, Iwan menyarankan untuk memilih unit apartemen dengan 1 atau 2 kamar tidur.
Alasannya, apartemen dengan tipikal 1 atau 2 kamar tidur lebih banyak peminatnya, terutama di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan institusi pendidikan tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.