"Apa yang mau dijual, bagaimana kondisinya, kualitasnya, dan seterusnya," tambah dia.
Terbukti, dengan strategi demikian, Iskandar mampu menggaet beberapa investor kelas kakap. China di urutan teratas dengan nilai investasi 24,56 miliar RM, disusul Singapura 20,17 miliar RM, Amerika Serikat dengan 6,79 miliar RM.
Berturut-turut setelahnya adalah Jepang 4,50 miliar RM, Spanyol 4,18 RM, Korea Selatan 3,11 miliar RM, Australia 2,74 RM, Jerman 2,36 miliar RM, India 2,24 miliar RM dan Uni emirat Arab 1,90 miliar RM.
"Daya tarik utama yang harus dilakukan Batam adalah pembangunan ekosistem yang mampu menjawab kebutuhan para pebisnis dan investor, antara lain infrastruktur, transportasi publik, dan sumber daya alam," kata Ismail.
Ismail mengakui, Iskandar memang telah menjadi lokasi pilihan investasi di Asia. Mereka datang karena infrastruktur fisik sudah siap, seperti konektivitas yang baik melalui jalan, laut dan udara, serta infrastruktur lunak, seperti pendidikan yang sangat baik dan fasilitas kesehatan, fasilitas rekreasi, pariwisata, dan gaya hidup urban.
"Lokasinya yang strategis di jantung Asia menyediakan akses mudah ke kawasan ASEAN dan pasar sekitarnya," kata Ismail seraya menambahkan, kedekatan Iskandar dengan Indonesia sebagai pasar yang terbesar sangat menguntungkan.
Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip mengatakan, sejatinya Batam dan Kepulauan Riau, Iskandar dengan Johor Bahru, dan Singapura bisa saling bersinergi dan melengkapi.
"Daya jual dan sektor yang diandalkan harus digenjot untuk menciptakan daya saing. Namun, sebelum itu, memang harus membangun infrastruktur. Agar semuanya siap, dan mampu mendorong pertumbuhan kawasan," kata Willson.
Iskandar Malaysia merupakan koridor ekonomi di Selatan Johor. Wilayah pengembangan meliputi area seluas 2.217 kilometer persegi. Luas wilayah ini tiga kali ukuran Singapura dan dua kali ukuran Hongkong.
Iskandar Malaysia dipertimbangkan untuk memanfaatkan sinergi dengan Singapura karena bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain sebagai pusat ekonomi dalam rancangan comprehensive development plan (CDP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.