Tahun 2035 nanti diperkirakan sebanyak 203,4 juta jiwa atau tumbuh 66,7 persen, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 1,49 persen.
Sementara di sisi lain perkotaan berkontribusi 75 persen terhadap efek emisi gas rumah kaca. Selain itu, akibat perubahan iklim, muka air laut naik 0,73-0,76 centimeter per tahun.
"Dibutuhkan ketersediaan jasa dan fasilitas perkotaan yang lengkap, infrastruktur yang efektif, daya tarik investasi, dan daya saing bisnis," ujar Dardak.
Untuk mengatasi itu, BPIW melakukan perencanaan, pemrograman, dan pembangunan infrastruktur PUPR melalui Pendekatan Wilayah yang dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) .
Pengembangan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”, yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mendukung penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan.
Untuk itu diperlukan Keterpaduan Perencanaan dan Kesinkronan Program (fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan dana) antara Infrastruktur dengan pengembangan berbagai kawasan strategis dalam WPS: baik perkotaan, industri, maritim/pelabuhan, pariwisata, dan hinterland perdesaan.
"Hal ini dimaksudkan agar wilayah tersebut dapat berkembang menjadi wilayah yang kawasan pertumbuhannya saling terhubungkan," tegas Dardak.
Selain itu, keterhubungan digenjot sebagai strategi untuk meningkatkan dan menciptakan spesialisasi, komplementaritas (saling isi), sinergi dan skala ekonomi wilayah, serta membentuk kawasan perkotaan polisentris sebagai aglomerasi antar kawasan pertumbuhan/kota yang bertetangga dengan hinterland pedesaannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.