Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tidak Tergantung Iklim, Indonesia Harus Bangun Bendungan

Kompas.com - 10/05/2016, 19:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan sumber daya air (SDA) di Indonesia masih bergantung pada iklim. Hal ini terjadi karena infrastruktur di Indonesia belum cukup memadai.

Beda halnya dengan infrastruktur di negara maju yang sudah tidak terpengaruh iklim dalam.menjamin ketersediaan airnya bagi masyarakat.

"Ini yang dikedepankan untuk lebih banyak bangun bendungan supaya kita (Indonesia) tidak terlalu tergantung iklim. Dengan adanya tampungan-tampungan ini, air akan tersedia tiap tahun," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (10/5/2016)

Selama ini, masyarakat lebih banyak mendapatkan air pada musim hujan. Sementara saat kemarau, ketersediaan air justru defisit.

Semakin kritis daerah aliran sungai (DAS), semakin sedikit air yang dihasilkan. Kalau dulu, ada DAS maka ketersediaan air melimpah.

Kondisi sekarang lebih parah karena perbedaan ketersediaan air antara musim kemarau dan hujan yang cukup tinggi.

Untuk itu, perlu satu teknologi dalam membuat tampungan-tampungan air lebih banyak sehingga mengurangi potensi kekeringan. Salah satunya adalah membangun waduk, dan bendungan.

Hingga saat ini, tercatat telah ada enam waduk yang rampung dibangun, yakni Waduk Nipah di Madura, Waduk Bajulmati di Banyuwangi, Waduk Titab di Bali, Waduk Jatigede di Sumedang, Waduk Rajui di Aceh, dan Waduk Pandan Duri di Nusa Tenggara Barat.

Sedangkan pada 2017 nanti, Mudjiadi menyebutkan akan ada tiga waduk yang selesai dikerjakan yaitu Waduk Gondang dan Logung di Jawa Tengah serta Waduk Teritip di Kalimantan Timur.

Adapun sejumlah 13 waduk lainnya telah dimulai pembangunannya sejak 2015 lalu, yakni Keureto (Aceh), Seigong (Kepulauan Riau), Karian (Banten), Logung di (Jawa Tengah), Telaga Waja (Bali), Tapin (Kalimantan Selatan), Passeloreng (Sulawesi Selatan), Lolak (Sulawesi Utara), Raknamo dan Rotiklod (NTT), Tanju, Mila dan Bintang Bano (NTB).

Sementara delapan waduk akan direkonstruksi pada tahun ini. Kedelapan waduk itu adalah Waduk Rukoh (Aceh), Sukaraja (Lampung), Sukamahi, Ciawi, Cipanas (Jabar), Keris, Ladongi (Sulawesi Tengah) dan Kuwil (Sulawesi Tenggara).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com