"Sekarang kita yang baru jalan kan cuma irigasinya saja, sedangkan untuk fungsi air minumnya belum bisa dilakukan," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mudjiadi, di Cirebon, Rabu (16/3/2016).
Untuk fungsi air minumnya, lanjut Mudjiadi, mesti dibuat saluran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan jaringan Sambungan Rumah atau SR-nya. Keduanya saat ini masih dalam proses.
Namun begitu, Mudjiadi menegaskan selain irigasi, penggunaan Waduk Jatigede saat ini sudah bisa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) meski belum secara maksimal.
"Kedua sudah bisa untuk PLTA tapi kan itu lagi pembangunan dan belum selesai. Secara hidrolik sudah bisa, sudah bisa melewati penstok dan sudah ada terwongan spanjang 120 meter," kata Mudjiadi.
Adapun manfaat Waduk Jatigede adalah untuk pengairan sawah seluas 90.000 hektar, dan menyediakan air baku 3.500 liter per detik dengan target layanan Kabupaten Cirebon dan Indramayu.
Selain itu juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 110 megawatt, dan pengendalian banjir wilayah Kabupaten Cirebon dan Indramayu seluas 14.000 hektar.