Kedua kota ini, dalam catatan Kompas.com, kian diincar para pengembang Nasional baik pelat merah maupun swasta. Meskipun karakter pasarnya berbeda, namun sama-sama punya ceruk beragam yang bisa disasar pengembang.
Direktur Operasional PT PP Properti Tbk Galih Saksono menjelaskan, pasar Semarang sangat dinamis dalam beberapa tahun terakhir terutama untul level kelas menengah. Ada banyak pengembangan apartemen, hotel, dan komersial.
"Karena itulah perseroan melansir Amartha View seharga Rp 200 juta hingga Rp 500 juta per unit," ujar Galih.
Dinamisnya pasar Semarang, tambah Galih, ditandai dengan terserapnya Amartha View sebanyak 200 unit dari total 789 unit tahap perdana yang dipasarkan. Proyek dengan nilai investasi Rp 350 miliar ini dirancang sebanyak 1.589 unit dalam dua menara di atas lahan seluas 8 hektar.
Galih menjelaskan, orang-orang Semarang sudah mulai mempertimbangkan mengalihkan investasinya ke sektor properti, terutama apartemen. Sebelumnya, mereka lebih suka menanamkan dana dalam bentuk deposito, tabungan, atau emas.
Seiring waktu berjalan, pasar Semarang dipenuhi anak-anak muda usia produktif. Mereka yang bersekolah di luar kota atau luar negeri kembali ke tanah kelahirannya untuk berbisnis dan membuka usaha. Tentu, dari aktivitas ini, mereka membutuhkan properti, terutama hunian.