APP Akui Tak Punya Bank Tanah

"Kita tidak banyak punya landbank tapi kita banyak kerjasama dengan pemilik lahan. Kita beli dengan cara installment, tapi bisa langsung kita kembangkan. Pola kerjasama kita dengan landlord ini dengan sistem pembayaran agak mundur. Mereka percaya karena (perusahaan kami) anak perusahaan BUMN," ujar Pulung di Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Pulung menambahkan, perusahaannya memang tidak bisa dengan mudah bersaing dengan perusahaan swasta yang memiliki bank tanah seluas ratusan hektar. Langkah ini secara efektif bisa membuatnya bersaing.

Dia menuturkan, perusahaannya kini tengah beralih dari pengembangan di pusat kota ke luar Jakarta. Hal tersebut juga didorong oleh semakin terbatasnya lahan. Khusus untuk pengembangan proyek ritel, Jakarta pun tidak serta-merta memberikan izin pembangunan.

"Kita lari ke pinggiran Jakarta karena sudah sulit mencari lahan di Jakarta, begitu juga perizinan," ujar Pulung.

Selain itu, Pulung juga mengungkapkan bahwa peta pengembangan di dalam kota Jakarta pun sudah jenuh. Sebagai contoh, pengembangan residensial umumnya ada di Jakarta Selatan,  Barat, dan Utara. Karena itu, perusahaannya mulai mengambil peluang di Jakarta Timur.

Sebelumnya, Pulung pernah menyatakan bahwa perusahaannya terbuka terhadap berbagai macam opsi kerjasama. Secara khusus, kerjasama yang dimaksud Pulung adalah kerjasama dengan sesama BUMN. Beberapa kerjasama yang sudah berjalan, antara lain Grand Dhika Injoyo, Surabaya, seluas enam hektar, Grand Dhika Daan Mogot, Jakarta, seluas sembilan hektar, Grand Dhika City Juanda, Surabaya, seluas 5.500m2.