Beberapa pengembang memanfaatkan peluang ini dengan membangun ribuan unit apartemen. Sebut saja PT Pakuwon Jati Tbk yang mengembangkan apartemen Educity sebanyak 3.500 unit dalam empat menara. Menyusul kemudian PT Adhi Persada Properti yang menggarap Grand Taman Melati senilai Rp 500 miliar sebanyak 1.053 unit.
Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan apartemen khusus untuk mahasiswa akan menjadi tren tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
"Banyak konsumen yang membeli, dan pasarnya terbilang lumayan besar. Motif mereka selain untuk ditempati juga untuk investasi dan disewakan kembali kepada para mahasiswa dengan tarif bulanan," ujar Ferry, Selasa (13/1/2015).
Direktur Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki, mengungkapkan hal senada, bahwa ceruk pasar apartemen menengah khusus mahasiswa, keluarga muda sekaligus profesional muda, sangat besar. Namun, mereka tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah tapak.
"Mereka selama ini menyewa kamar kost atau rumah kontrakan dengan harga sewa sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan. Dengan ditambah sekitar Rp 1 juta-Rp 1,5 juta, mereka sudah dapat mencicil dan memiliki tempat tinggal sendiri," ujar Minarto kepada Kompas.com, Kamis (15/1/2015).
Dia menuturkan, dengan patokan harga kurang dari Rp 10 juta per meter persegi, Educity yang diluncurkan pada 2011 disambut antusias pasar. Saat ini, sudah 80 persen terjual. Alhasil, harga pun mengalami lonjakan tajam. Posisi harga aktual mencapai Rp 20 juta per meter persegi.
"Sementara harga rumah tapak di wilayah Rungkut dan sekitarnya sudah menyentuh level Rp 1,5 miliar untuk dimensi 160 meter persegi. Harga lebih tinggi yakni sekitar Rp 4,5 miliar dibanderol untuk hunian tapak di Pakuwon City," ucap Minarto.
Lonjakan harga Educity tersebut, kata Minarto, dimungkinkan karena sebagian besar unit dibeli oleh pembeli pertama atau (end user) yang langsung menempati propertinya. Sementara sebagian lainnya dibeli untuk disewakan kembali.
Sedangkan harga Grand Taman Melati berkisar antara Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Adhi Persada Properti, merancang apartemen ini dengan komposisi terbesar adalah tipe studio. Disusul kemudian unit dua kamar tidur.
"Fenomena apartemen murah ini akan terus berlanjut, seiring proses urbanisasi yang terjadi di Kota Surabaya. Selain itu, warga pendatang dari kota lain di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, yang berbisnis dan bersekolah, turut mendongkrak meningkatnya kebutuhan apartemen di kota Surabaya," tandas Minarto.
Selain Pakuwon dan Adhi Persada, menurut data Colliers International Indonesia, pengembang lainnya yang aktif membangun apartemen untuk mahasiswa adalah PT PP Properti, Puncak Group, dan PT Aktifitas Putra Mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.