China Merchant yang sedang mengejar target penjualan senilai 6,6 miliar dollar AS (Rp 79,2 triliun) bakal lebih aktif lagi membeli lahan tahun depan. Mereka akan memperluas wilayah garapan ke kota-kota yang kurang makmur.
Menurut Chief Financial Officer China Merchant, Yu Zhiliang, saat ini China Merchant mengoleksi bank tanah (land bank) seluas 5,2 juta meter persegi. Lahan seluas ini terdapat di kota barat Chongqing, kota timur Nanjing, dan kota-kota selatan seperti Guangzhou dan Foshan.
"Kami memegang uang kontan sebanyak 700 juta dollar AS (Rp 8,4 triliun) untuk membeli lahan-lahan baru," imbuh Yu.
Perluasan wilayah garapan ini dipicu oleh kenaikan harga hunian di kota-kota besar. Peningkatan harga ini juga diprediksi melonjak tahun depan karena defisit pasok. Sementara itu, di kota lapis kedua (second tier) relatif lebih stabil.
Seperti diketahui, penjualan rumah di Negeri Tirai Bambu pada November lalu melesat ke angka tertinggi secara bulanan dalam dua tahun berturut-turut. Hal ini memicu pemerintah lokal menerbitkan langkah-langkah pendinginan untuk mengekang kenaikan harga lebih lanjut.Sementara itu, di tataran nasional, Perdana Menteri Li Keqiang belum memberlakukan langkah-langkah tambahan untuk mengendalikan harga properti sejak pendahulunya, Wen Jiabao, meningkatkan kampanye pendinginan selama tiga tahun, Maret lalu. Langkah pendinginan tersebut telah diterapkan di 13 kota China dalam satu bulan terakhir.