JAKARTA, KOMPAS.com - Vasanta Group melalui PT Graha Properti Sentosa memulai pembangunan Mawatu, Pantai Batu Cermin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mawatu merupakan proyek mixed-use tourism development seluas 12 hektar dengan konsep kawasan wisata terpadu pinggir pantai.
Direktur PT Graha Properti Sentosa Erick Wihardja mengatakan, pengembangan proyek Mawatu ini sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSPS).
Baca juga: Jurassic Park, Penolakan Warga, dan Upaya Perlindungan Habitat Komodo
Erick yakin Mawatu akan melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata favorit selain Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Komodo, Wae Rebo, Sawah Lingko dan masih banyak destinasi lainnya.
Mawatu mengintegrasikan hotel bintang lima, lifestyle hotel, restoran apung, villa, beach club, alun-alun, serta pusat belanja, kuliner dan hiburan.
Kawasan wisata terpadu ini juga dilengkapi dermaga untuk kapal singgah para pengunjung.
Oleh karena itulah, pengembangkan proyek ini membutuhkan nilai investasi sekitar 125 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 1,8 triliun.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan ini, Graha Properti Sentosa membuka kemungkinan untuk investor lain bergabung dalam pengembangan Mawatu.
Baca juga: Badan Otorita Labuan Bajo Incar 1,5 Juta Wisatawan Per Tahun
"Saat ini sudah ada pembicaraan serius dengan sejumlah investor yang tertarik bergabung, baik dalam negeri maupun internasional," ungkap Erick menjawab Kompas.com, Senin (03/05/2021).
Erick menjelaskan, konsep pengembangan yang diusung bertema “The New Seafront Town Center & Leisure Park of Labuan Bajo”.
"Kami juga menerapkan konsep pariwisata ramah lingkungan, tanpa kendaraan bermotor di dalam area Mawatu yang akan menambah kenyamanan pengunjung," imbuh Erick.
Tahap pertama pembangunan direncanakan selesai pada akhir kuartal tahun 2022, Mawatu akan menyelesaikan konstruksi pusat perbelanjaan, dan lifestyle hotel berbintang empat.
Baca juga: Selain Labuan Bajo, Tiga Kawasan di Kupang Ikut Dipercantik
Selaras dengan itu dibangun juga alun-alun kota untuk kegiatan seni, musik dan tempat berkumpul, hotel/vila terapung, serta pusat UMKM yang merupakan dukungan Mawatu untuk para pedagang kecil di sekitar kawasan.
Khusus hotel/vila terapung merupakan rumah panjang yang disebut tribal house. Ini merupakan hotel berkonsep rumah panggung di atas air yang akan menjadi salah satu kebanggaan Mawatu.