KUPANG, KOMPAS.com - Ketersediaan air baku di Bendungan Tilong, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menurun drastis akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTT Maxi Nenabu menyampaikan hal itu kepada sejumlah wartawam di Kupang, Sabtu (12/9/2020).
"Tampungan air baku di Bendungan Tilong mengkhawatirkan dan itu sangat berpengaruh terhadap kualitas air," ujar dia.
Air dari Bendungan yang dibangun pada tahun 1998 silam dengan daya tampung 19 meter kubik itu, sudah mengandung plankton berwarna, sehingga sulit didistribusikan kepada masyarakat.
Baca juga: Perkembangan Proyek Bendungan Temef NTT Tembus 50 Persen
Maxi menyebut, debit air bendungan Tilong sudah pada tahap sangat kritis.
Penurunan debit air karena curah hujan yang terjadi pada akhir tahun 2019 hingga awal 2020 sangat rendah, sehingga tampungan air pada bendungan itu tidak penuh.
Saat ini, Dinas PUPR sedang melakukan pengerukan pada areal tampungan air di Bendungan Tilong karena terdapat banyak lumpur.
Upaya untuk mengeruk dilakukan balai sungai atas koordiansi Dinas PUPR mulai Jumat (11/9/2020). Pengerukan bendungan merupakan tugas dan kewenangan balai sungai.
Bendungan Tilong adalah bendungan yang dibangun sekitar tahun 1998 dan selesai pada tahun 2001 dengan daya tampung mencapai 19 juta meter kubik.
"Kami berharap ke depan, kalau hujannya sudah turun, suplai airnya bisa naik lagi dan bisa kembali normal," kata Maxi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.