JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta pembangunan Bendungan Napun Gete, di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selesai lebih cepat dari target awal.
Hal ini bertujuan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Sebab, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT karena memiliki curah hujan lebih rendah dengan daerah lain di Indonesia.
"Kami upayakan selesai lebih cepat dari jadwal semula Mei 2021, karena mengejar musim hujan 2021 awal," kata Basuki dalam siaran pers, Rabu (5/8/2020).
Saat ini, progres pembangunan Bendungan Napun Gete sudah mencapai 84,21 persen dan akan dilakukan impounding atau pengisian air pada Desember tahun ini.
Konstruksi bendungan tersebut sudah berada di level ketinggian 210 meter atau tersisa 13 meter dari rencana ketinggian bendungan 220 meter.
Dalam waktu dekat, pembangunan fisik bendungan akan masuk pada tahap mechanical dan landscape.
Bendungan Napun Gete direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung air 11,22 juta meter kubik dengan luas genangan 99,78 hektar.
Baca juga: Tahun Ini, Pemerintah Bangun 5 Bendungan Baru
Menurut Basuki, keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta meter kubik.
Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.
Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir, lahan konservasi, serta pariwisata. Sehingga, dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pembangunan Napun Gete menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan Januari tahun 2017 dan selesai Oktober tahun ini.
Selama masa Pandemi Covid-19 pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan, dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.
Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, khususnya di bidang pertanian.
Baca juga: Proyek Bendungan Dekat Makam Leluhur Ini Ditargetkan Rampung 2021
Hingga saat ini, Kementerian PUPR telah membangun tujuh bendungan di NTT.
Dua bendungan telah selesai pembangunannya yakni Raknamo di Kabupaten Kupang pada tahun 2018 dan Rotiklot di Kabupaten Belu tahun 2019.
Selanjutnya Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Manikin di Kota Kupang, dan Napun Gete yang saat ini tengah dalam proses konstruksi.
Saat ini, tersisa dua bendungan lain yakni Mbay di Kabupaten Nagekeo dan Welekis di Kabupaten Belu dalam tahap persiapan pembangunan.
Selain Napun Gete, dua bendungan lain yang selesai pekerjaan konstruksinya tahun ini adalah Bendungan Tukul dan Tapin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.