JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan agar pembangunan Bendungan Sidan terus dilaksanakan.
Basuki menamabahkan, konstruksi bendungan ditargetkan rampung pada tahun 2022.
Bendungan Sidan di Kabupaten Badung guna mendukung ketersediaan air baku bagi kebutuhan domestik dan pariwisata di Provinsi Bali.
Pembangunan Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN)
"Tadi saya tinjau progresnya sekitar 18 persen, minus 4 persen karena ada masalah teknis bidang gelincir yang menimbulkan potensi longsor, tetapi itu pasti bisa diatasi dengan teknologi yang ada," kata Basuki seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi Kementerian PUPR, Sabtu (8/8/2020).
Baca juga: Termasuk Proyek Strategis Nasional, Bendungan Tiu Suntuk Mulai Dibangun
Guna mengatasi permasalahan teknis tersebut, saat ini sedang dibahas metodologi terbaik untuk penanganan potensi longsor.
Bendungan ini dibangun dengan kapasitas 3,8 juta meter kubik. Meskki demikian, Basuki mengatakan, kapasitas tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan air baku di Bali.
"Sehingga kita rencanankan untuk membangun beberapa bendungan lagi, termasuk Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng yang saat ini juga sedang dikerjakan," ucap dia.
Pembangunan Bendungan Sidan disebut akan memberikan manfaat bagi konservasi air, dan yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1.750 liter/detik untuk Kawasan Metropolitan Sarbagita, terutama Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.
Bendungan ini juga memiliki potensi pariwisata dan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,65 MW yang nantinya dikoordinasikan dengan pihak PLN.
Bendungan Sidan adalah bendungan tipe Zonal dengan Inti Tegak memiliki Panjang puncak 185 meter serta lebar puncak 8,5 meter yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung.
Bendungan juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter dengan diameter 5 meter yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405 meter per detik menjadi 138 meter per detik debit keluar.
Konstruksi bendungan dilaksanakan oleh Konsorsium PT. Brantas Abipraya (Persero)-PT. Universal Suryaprima dengan kontrak senilai Rp 809 miliar.
Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 tersebut membutuhkan total rencana pembebasan lahan sebesar 82,73 hektar yang terdiri dari 168 bidang mencakup tiga kabupaten, yakni Badung, Bangli, dan Gianyar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.