Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Rp 1,24 Triliun Dibangun di Kabupaten Termuda Sulawesi Selatan

Kompas.com - 18/08/2020, 12:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun Bendungan Budong-Budong, di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan.

Saat ini, pembangunan Bendungan Budong-Budong yang meliputi bendungan utama, bangunan pelimpah, dan bangunan pengelak sedang dalam proses lelang.

Total biaya pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 1,24 triliun dan ditargetkan rampung pada tahun 2023 mendatang.

Pemerintah juga tengah tengah melakukan peningkatan jalan akses dan pembuatan jembatan ke lokasi bendungan serta penyiapan manajemen keselamatan.

Baca juga: Termasuk Proyek Strategis Nasional, Bendungan Tiu Suntuk Mulai Dibangun

Pembangunan bendungan ini dilakukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, serta mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah.

Sebagaimana diketahui, Mamuju Tengah merupakan kabupaten termuda di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan demikian membutuhkan pembangunan sejumlah infrastruktur di daerah tersebut.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan menjadi fokus Pemerintah untuk memeratakan hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” terang Basuki seperti dikutip Kompas.com dari laman Kementerian PUPR, Selasa (18/8/2020).

Bendungan Budong-Budong merupakan bagian Program Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.

Baca juga: Perkembangan Proyek Bendungan Temef NTT Tembus 50 Persen

Selain itu, kehadiran bendungan ini juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

Bendungan Budong-Budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 65 juta meter kubik dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.500 hektar.

Sehingga, dapat meningkatkan intensitas tanam untuk lahan potensial sawah seluas 2.777 hektar, perkebunan kelapa sawit seluas 16.135,971 hektar, serta sawah eksisting seluas 230.907 hektar.

Kabupaten Mamuju Tengah memiliki luas wilayah 306.527 kilometer persegi yang didominasi dengan lahan kering sekitar 38 persen dan sekitar 24 persen ahan kering sekunder.

Kabupaten ini terdiri dari lima kecamatan yakni Kecamatan Tobadak, Pangale, Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan komoditas unggulan seperti tanaman pangan padi dan palawija, perkebunan sawit, kakao, kelapa, jeruk, kopi, tanaman obat, dan aromatika (nilam).

Bendungan ini juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter per detik. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan, baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan Bendungan Budong-Budong juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60 persen dari 341,59 meter kubik per detik menjadi 106,76 meter kubik per detik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com