JAKARTA, KOMPAS.com - Konstruksi Jembatan Sei Alalak di Kalimantan Selatan didesain tahan gempa hingga 100 tahun atau satu abad.
Saat ini perkembangannya sudah mencapai 67 persen dan ditargetkan selesai pada Mei 2021.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, kronstruksi ini telah emmasuki tahap pekerjaan bentang utama yaitu struktur pylon, backspan, abutment, dan jalan pendekat.
Jembatan Sei Alalak dibangun sepanjang 850 meter dan akan menggantikan fungsi Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.
Infrastruktur konektivitas tersebut menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca juga: Proyek Jembatan Sei Alalak Banjarmasin Ditargetkan Rampung 2021
Syauqi menambahkan, Jembatan Sei Alalak didesain agar dapat dilintasi kendaraaan dengan tonase maksimal 10 ton dan diklaim lebih kuat dari Jembatan Kayu Tangi 1.
Pekerjaan Jembatan Sei Alalak menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278,4 miliar.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengimbau agar pengerjaan jembatan memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri sebagai bahan material.
Baca juga: Sempat Menuai Polemik, Jembatan Pembelah Lautan Ini Malah Mendunia
"Utamakan menggunakan produk dalam negeri, jangan terlalu cepat untuk mengimpor bahan material jika masih ada produk dalam negeri walaupun harganya lebih mahal," kata Basuki seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi Kementerian PUPR, Kamis (9/7/2020).
Pekerjaan pembangunan dilaksanakan dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears contract).
Selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayu Tangi 2.
Selain itu, apabila konstruksi Jembatan Sei Alalak rampung, rencananya, maka akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.