Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja dan Prediksi Bisnis Perkantoran di Tengah Pandemi

Kompas.com - 06/05/2020, 08:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak luas pada masyarakat dan pebisnis.

Di sektor properti saja, banyak pengembang mengadopsi pendekatan efisiensi biaya untuk bertahan, sementara sebagian lainnya menyetop bisnis mereka untuk sementara waktu.

Termasuk pengembang perkantoran yang mengalami tekanan luar biasa akibat sepinya kunjungan, dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Angra Angreni mengatakan, dalam situasi seperti saat ini, calon penyewa baru dan penyewa menunda proses negosiasi dan proses fitting out.

"Banyak perusahaan mempertimbangkan kembali rencana relokasinya pada tahun ini karena situasi ketidakpastian ekonomi ke depannya," tulis Angra dalam laporannya.

Baca juga: Bisnis Perkantoran Jakarta Tersendat, Ini Saran Pengamat

Angra menambahkan, sebagian besar perusahaan saat ini menerapkan mekanisme bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Hal ini membuat beberapa pemilik gedung melakukan penyesuaian jangka waktu kontrak dan biaya operasionalnya.

Sementara laporan Leads Property menyebutkan, dalam dua bulan awal 2020, aktivitas penyewaan perkantoran masih berjalan dan mulai melambat pada Maret.

Beberapa sektor seperti teknologi dan co-working space masih mengincar untuk menempati beberapa ruang di kawasan Central Business District (CBD), karena banyak pemilik yang masih menawarkan harga kompetitif.

Tingkat hunian stagnan

Dalam kondisi saat ini, tingkat hunian perkantoran di Jakarta dilaporkan stagnan. Angra menuturkan, tingkat hunian perkantoran Grade A pada kuartal I-2020 sebesar 76,6 persen atau naik 1,23 persen dari kuartal IV-2019.

Sementara okupansi perkantoran Grade B sebesar 82,4 persen dan Grade C 87,8 persen.

Kedua tipe perkantoran ini mengalami penurunan masing-masing 0,01 persen dan 0,50 persen dari kuartal IV-2019.

Baca juga: Covid-19, The X Factor yang Bikin Sektor Properti Luluh Lantak

Data lain dari Leads Property menyebutkan, tingkat hunian kantor di kawasan CBD Jakarta telah lama konstan sejak tahun 2019, namun merambat naik ke angka 75,9 persen.

Tetapi untuk perkantoran di luar area CBD, Leads Property mencatat tingkat huniannya mengalami penurunan 1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 79 persen.

Selain karena volume permintaan yang kecil, penurunan tingkat hunian tersebut juga terjadi karena adanya penambahan pasokan baru pada kuartal ini, yakni The SIMA di koridor  Simatupang, Jakarta Selatan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau