JAKARTA, KompasProperti - Kabupaten Boyolali mendadak beken setelah menjadi bahan berita di berbagai media Nasional.
Pernyataan Bupatinya, Seno Samodro, yang mengklaim sudah meneken nota kesepahaman dengan The Walt Disney Company untuk membangun taman bermain Disneyland, menyita perhatian publik.
Namun, klaim Seno dibantah The Walt Disney Company bahwa tidak ada rencana membangun Disneyland di Indonesia, kendati negara ini menjadi prioritas di Asia Tenggara.
Baca: Walt Disney Company: Tidak Ada Rencana Bangun Disneyland di Indonesia
Setelah dibantah The Walt Disney Company, Seno meralat pernyataan sebelumnya dengan melontarkan wacana baru bahwa yang berinvetasi di Boyolali adalah investor asal Negara Finlandia, New Zealand, Singapura, dan Malaysia.
Mereka tergabung dalam sebuah holding. Para investor ini akan membeli hak waaralaba dari Disneyland 23 persen, dari Universal Studio 21 persen, dan dari Warner Bros 5 atau 9 persen.
Baca: Ini Kata Bupati Boyolali soal Kabar Proyek Disneyland
KompasProperti masih menunggu konfirmasi dari Universal Studio dan juga Warner Bros terkait pernyataan Seno.
"Kami belum menerima rencana investasi itu di Boyolali," ujar Azhar menjawab KompasProperti, Selasa (18/4/2017).
Sementara itu, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menganggap pernyataan Seno tidak sesuai logika investasi.
Menurut Ferry Boyolali saat ini belum bisa dijadikan tempat untuk membangun taman bermain kelas dunia yang digadang-gadang menyerupai Disneyland.
"Kalau secara logika investasi ini saya rasa nggak benar. Bukannya mau mendiskreditkan Boyolali tapi kan secara infrastruktur tempatnya jauh dari kota lain dan dengan Yogyakarta yang paling dekat saja juga jauh," tutur dia.
Baca: Pernyataan Bupati Boyolali Dinilai Tak Sesuai Logika Investasi
Selain tidak sesuai logika investasi, Boyolali juga dianggap Ferry tidak representatif menjadi lokasi dibangunnya taman bermain dunia sekelas Disneyland.