JAKARTA, KompasProperti - Tiga berita yang menyita perhatian pembaca Senin (17/4/2017) malam pada kanal KompasProperti, sangat beragam.
Berita pertama yang menyita perhatian publik adalah viralnya berita mengenai investasi The Walt Disney Company yang diklaim Bupati Boyolali Seno Samodro akan membangun Disneyland di wilayahnya.
Namun, klaim Seno tersebut dibantah The Walt Disney Company bahwa untuk saat ini tidak ada rencana mereka membangun Dinseyland di Indonesia.
Kabar kedua adalah perdebatan sengit antara Pemerintah Indonesia dan empat kontraktor Jepang terkait pembongkaran 69 tiang penyangga Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
Seluruh 69 tiang beton tersebut dinilai tidak sesuai spesifikasi standar seharusnya, sehingga harus dibongkar dan diganti dengan yang baru.
Teriakhir adalah pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekaligus Ruang Publik Terpadu Raman Anak (RPTRA) TBS Park di koridor Simatupang.
TBS Park digadang-gadang bakal lebih baik dan lengkap ketimbang Taman Kalijodo yang dibangun dengan dana Rp 20 miliar.
Berikut tiga berita populer di kanar KompasProperti:
1. Walt Disney Company: Tidak Ada Rencana Bangun Disneyland di Indonesia
The Walt Disney Company menampik kabar pembangunan Disneyland di Boyolali, Jawa Tengah.
"At this moment there is no plan to build Disneyland in Indonesia (Saat ini tidak ada rencana membangun Disneyland di Indonesia)," kata Executive Director Communication The Walt Disney Company Asia Tenggara, Sesha Kanthamraju, dalam pesan pendek kepada KompasProperti, Senin (17/4/2017).
Lebih lanjut Sesha menambahkan, kendati Indonesia merupakan pasar prioritas bagi The Walt Disney Company di Asia Tenggara, The Walt Disney Company belum punya rencana merealisasikan taman hiburan kelas dunia tersebut di Indonesia saat ini.
2. Sengitnya Perdebatan Indonesia-Jepang di Tol Akses Tanjung Priok
Terkait kendala pembongkaran 69 tiang beton Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Pemerintah Indonesia dan empat perusahaan Jepang selaku kontraktor yaki PT SMCC Utama Indonesia, PT Kajima Indonesia, Obayashi, dan Tobishima, serta pemerintah Jepang pemberi pinjaman dana sempat terlibat perdebatan sengit sangat intens dan alot.