Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan "Haram", Namun Reklamasi Teluk Jakarta Dianggap Tidak Dilakukan Secara Benar

Kompas.com - 10/05/2016, 17:11 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus Djonoputro, berpendapat, reklamasi Teluk Jakarta yang masih diperdebatkan hingga kini memperlihatkan kepada publik bahwa prosesnya tidak dilakukan secara rinci dan benar. 

"Banyak tahapan teknis terlewati sehingga menjadi masalah seperti sekarang," ujar planolog yang akrab disapa Bernie, kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2016).

Bernie melanjutkan, ketika reklamasi menjadi pilihan Jakarta sejak tahun 1995 lalu, seharusnya memenuhi berbagai kaidah-kaidah teknis.

Untuk itu, berbagai kajian dan standar teknis perlu dipenuhi termasuk daya dukung, kajian dampak lingkungan,  batimetri, sosial kemasyarakatan,  ekonomi,  hajat hidup (livelihood), pendataan dan zonasi guna lahan.

Reklamasi memang bukan hal yang haram dilakukan, bahkan sangat jamak dan banyak dilakukan di banyak belahan dunia sejak lama.

"Belanda melakukan reklamasi, dan memanfaatkannya untuk menambah lahan pertanian dan menghasilkan peternakan. Selain tambahan beberapa lingkungan kota," kata Bernie.

Singapura dan Korea Selatan juga melakukan reklamasi untuk membangun kawasan mixed-use dengan koefisien luas bangunan (KLB) tinggi. Area yang direklamasi ini menjadi daerah komersial bernilai tinggi.

Namun, sebagai pilihan strategi pembangunan kota, reklamasi adalah pilihan terakhir. Karena, program urban revitalization melulu tentang konsolidasi lahan.

Kesulitan konsolidasi inilah yang membuat banyak pihak dengan mudahnya memutuskan untuk melakukan reklamasi.

"Kendati begitu, karena kadung dilakukan, sebagai mandat dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kita harus juga bisa menjaga reklamasi Jakarta ini sesuai aturan dan kaidah teknis," pungkas Bernie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com