Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Berdampak Buruk, Reklamasi Dianggap Bisa Memperbaiki Hidup Nelayan

Kompas.com - 25/04/2016, 16:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sering disebut berdampak buruk, reklamasi dinilai akan mampu mengangkat derajat nelayan di Teluk Jakarta seperti di beberapa negara yang melakukan pembangunan serupa.

"Reklamasi ini bisa membuat kehidupan nelayan kita lebih baik lagi seperti yang terjadi di Tokyo, Osaka, dan Korea," kata Staf Khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali, ketika menjadi pembicara "Polemik Nasib Reklamasi", di Jakarta, Sabtu (23/4/2016).

Ali mencontohkan nelayan di Jepang dan Korea bisa melaut menggunakan perahu motor sehingga bisa memperoleh ikan lebih banyak lagi.

Hal tersebut merupakan salah satu dampak jangka panjang reklamasi Teluk Jakarta yang tak pernah disorot publik.

Ali mengaku dirinya juga ingin melihat kehidupan nelayan lebih baik lagi terutama lewat pembangunan rumah layak huni dan meningkatnya pendapatan.

"Saya nggak mau 20 tahun kemudian nelayan kita tinggal di rumah kumuh, kemudian tidak ada ikannya, ikan mati massal, siapa yang tidak ingin nelayan kita punya kehidupan lebih baik?," ucapnya.

Berkaitan dengan hal tersebut Ali mengklaim telah berkali-kali mengingatkan bahwa dalam perencanaan reklamasi harus melibatkan dan memperbaiki kehidupan para nelayan.

Namun, Ali menyayangkan sikap publik yang tidak sabar melihat dampak jangka panjang akibat reklamasi tersebut.

"Reklamasi itu merusak lingkungan pasti, tapi yang perlu dipahami juga ada step by step membuat semuanya lebih baik lagi, termasuk kesejahteraan nelayan," jelasnya.

Ali kemudian menganalogikan reklamasi Teluk Jakarta dengan pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta. Menurutnya, pembangunan MRT memiliki dampak terganggunya aktivitas lalu lintas dan hal itu bisa dipahami banyak orang.

Sedangkan reklamasi, menurut Ali juga sama seperti itu akibat pendeknya bisa merusak lingkungan, tetapi dampak jangka panjangnya lebih besar.

"Keduanya memiliki dampak yang sifatnya sementara dan ada yang dampaknya jangka panjang. Kemudian itu menjadi tugas pemerintah sebagai perencana untuk memperkecil dampak negatif yang ada," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau