KOMPAS.com - Pada 27 Juli 2015 perusahaan pelat merah China, Greenland Group, yang juga salah satu pengembang properti terbesar di negara itu, mengadakan upacara peletakan batu pertama untuk dua proyek di Malaysia. Kedua proyek itu adalah Greenland Tebrau dan Greenland Danga Bay, di kawasan Iskandar Malaysia.
Kedua situs ini dibeli dari perusahaan pemerintah Malaysia, yaitu Iskandar Waterfront Holdings. IWH adalah pengembang dengan wilayah garapan 4.000 acre (1618,7 hektar) lahan tepi pantai dalam proyek utama Iskandar Malaysia.
IWH adalah kemitraan publik-swasta yang melibatkan pemerintah federal Malaysia, pemerintah negara bagian Johor dan ekuitas swasta. Seremoni pembangunan proyek itu dihadiri oleh direktur IWH Lim Kang Hoo, yang merupakan salah satu dari 50 orang terkaya Malaysia, dan Ketua Menteri Johor Mohamed Khaled Nordin.
"Greenland telah menyuntikkan 3,2 miliar dollar AS (R 42,1 triliun) ke Johor, meliputi Kawasan Ekonomi Khusus lingkaran dalam Iskandar," kata wakil presiden eksekutif perusahaan yang berbasis di Shanghai, Xu Jing, pada upacara tersebut.
Pengembangan fase pertama dikenal sebagai Jade Palace Danga Bay dan terletak di 13,6 acre (5,5 hektar) tanah freehold. Pratinjau secara pribadi proyek Jade Palace sudah dimulai tahun sebelumnya yakni 2014, dengan unit harga rata-rata RM 800 (Rp 2,7 juta) per kaki persegi. Sekitar 80 persen pembeli dari Malaysia dan 20 persen berasal dari Singapura.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan proyek reklamasi di Teluk Jakarta, yakni Pluit City, nilainya cukup jauh. Harga tanah hasil reklamasi di 17 pulau buatan di Malaysia itu diperkirakan sekitar Rp 22 juta-Rp 38 juta per meter persegi.
Proyek Tebrau Bay menghadap Singapura Sembawang dan melintasi Selat Johor. Sekitar 100 dari 128 acre (40 dari 51,8 hektar) lahan pengembangan Greenland Tebrau akan menggunakan tanah hasil reklamasi. Pekerjaan reklamasi tanah telah dimulai sejak tahun 2014, tepatnya setelah akuisisi situs properti itu.
"Dari sudut pandang pemerintah pusat, kita tidak ingin perkembangan yang pesat hanya bermanfaat pada satu sisi," kata Khaled.
"Kami ingin situasi win-win, karena kami tahu benar bahwa pembangunan tersebut akan berdampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat setempat," lanjut dia.
Oleh karena itu, negara telah memutuskan untuk memungut biaya dari RM 0.30 (Rp 1.009) per kaki persegi untuk tanah yang direklamasi.
Greenland adalah pengembang China ketiga yang melakukan reklamasi lahan untuk memperpanjang tepi di Iskandar.
Kota global baru
Proyek Greenland Tebrau akan menjadi pengembangan mixed-use paling komprehensif di zona internasional dari Iskandar. Khaled menyebut proyek ini siap menjadi kota global baru.
Pembangunan proyek tersebut diharapkan dapat menciptakan lebih dari 1,5 juta pekerjaan di Iskandar pada tahun 2025. Berada di lahan seluas 128 ekar, Greenland Tebrau akan memiliki gedung perkantoran, apartemen, hotel, pusat seni dan budaya, sekolah, taman anak-anak dan gelanggang ice-skating.
Pengembangan oleh Greenland Tebrau Sdn Bhd ini adalah perusahaan patungan antara IWH dan Greenland, yang memegang saham masing-masing 20 persen dan 80 persen. Proyek ini akan dikembangkan lebih lima fase hingga 15 tahun mendatang.
Tahap pertama akan berisi sebuah blok kantor, hotel, tiga menara apartemen, sebuah desa ritel yang meliputi pusat kesehatan dan tema anak-anak taman mirip dalam konsep Kidzania.
Fase berikutnya akan berisi apartemen, vila pinggir laut, hotel, kantor, sebuah pusat seni budaya, sekolah, pusat edutainment dan theme park "kota salju" dengan gelanggang ice skating.
Tahap terakhir adalah pengembangan marina, rumah pinggir laut dan villa air. Ketika selesai sepenuhnya, seluruh proyek akan terdiri dari sekitar 20.000 unit rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.