Anda juga dapat mengalami kesulitan terkait batasan ukuran dan material, serta perjanjian lahan, jadi sebaiknya telusuri lokasi pembangunan dengan saksama.
2. Lebih sedikit opsi untuk kustomisasi
Rumah prefabrikasi memang lebih terjangkau karena dibangun di dalam pabrik. Namun, produksi lini juga memiliki sedikit ruang untuk penyesuaian.
Sebagai pembeli, Anda memiliki hak suara dalam sentuhan akhir seperti warna, bahan untuk pintu dan lemari, bahkan paket peralatan, tetapi ukuran dan bentuk rumah prefabrikasi tidak bisa dikostumisasi.
3. Biaya tambahan
Meskipun rumah prefabrikasi lebih murah daripada rumah tradisional, ada beberapa biaya yang perlu Anda waspadai.
Biaya tersebut termasuk pembelian lahan dan biaya pengujian tanah.
Ini akan menentukan apakah Anda memerlukan pekerjaan tambahan fondasi, seperti pemasangan balok penyangga.
Jika tanah yang ingin Anda bangun tidak dilengkapi saluran pembuangan lokal, Anda mungkin harus mencari sistem septik.
Anda juga perlu memasang pipa ledeng, listrik, gas, dan kabel.
Sementara beberapa produsen rumah prefabrikasi menawarkan opsi untuk garasi, ini bukan praktik standar dan akan menambah biaya Anda, bersama dengan pengerasan jalan, dan lansekap.
4. Lebih sulit dijual
Meskipun rumah prefabrikasi telah meningkat kualitasnya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi faktanya rumah tersebut sulit untuk dijual kembali.
Pasalnya, rumah prefabrikasi belum familiar dan berbeda dari rumah pada umumnya.
Selain itu, pemberi pinjaman menyangsikan rumah prefabrikasi karena rumah tidak bertahan dalam jangka waktu lama.
Jika calon pembeli ingin mendapatkan hipotek untuk membayarnya, mereka akan mengalami kesulitan pembiayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.