Mudah ditemui ketika acara Hari Bebas Kendaraan atau car free day (CFD), taman-taman dan tengara Summarecon Bekasi diramaikan pegiat olahraga, pesepeda, maupun komunitas-komunitas.
Baca juga: Hingga 2025, Bekasi Bakal Dipenuhi 29 Pusat Perbelanjaan
Mereka mengabadikan momen CFD di danau, monumen piramida terbalik, fly over KH Noer Ali, atau financial district yang sarat gedung-gedung tinggi, misalnya, sebagai ekspresi untuk merayakan kehidupan yang seimbang, harmonis, dan juga menggembirakan.
Tak dimungkiri, upaya Summarecon Agung menghadirkan Summarecon Bekasi dinilai ikut memengaruhi konstelasi sektor properti secara khusus, dan juga wajah perkotaan Bekasi secara umum.
Transit Oriented Development
Sebagai kota terpadu, Summarecon Agung juga melengkapi Summarecon Terbaru dengan tambahan fitur halte Bus Transjakarta yang resmi beroperasi Rabu (16/11/2016).
Halte yang berlokasi di dekat area Bekasi Food City (BFC) ini merupakan pemberhentian awal dan terakhir di Kota Bekasi khusus rute dari dan menuju Hotel Indonesia dan Tanjung Priok.
Diresmikannya fasilitas ini merupakan pemenuhan syarat mutlak pembangunan kota terpadu berbasis transit oriented development (TOD).
Summarecon Agung menyadari, sebagai pengembang harus mampu melayani segala kebutuhan para penghuni dan masyarakat yang melakukan aktivitas di dalamnya.
Menurut data Dinas Perhubungan Kota Bekasi setidaknya 60 persen masyarakat Bekasi yang melakukan perjalanan pergi dan pulang ke Kota Jakarta setiap harinya.
Ini artinya sekitar 1,4 juta jiwa dari total penduduk Bekasi sebanyak 2,5 juta jiwa yang menjadi penglaju.
Kehadiran Bus Transjakarta ini menjadi katalisator Summarecon Bekasi dalam meraup minat konsumen hingga kemudian mengeksekusinya dengan transaksi.
Tercatat, tepat dua tahun setelah operasionalisasi Halte Bus Transjakarta ini, penjualan Summarecon Bekasi melonjak dan berkontribusi 28 persen terhadap total marketing sales Summarecon Agung pada Kuartal III-2018 sebesar Rp 2,2 triliun.
Persentase ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun 2017 yang hanya menyumbang 12 persen dari total marketing sales perseroan Rp 2 triliun.
Baca juga: Tren Pencarian Rumah di Jadebotabek Meningkat, Bekasi Masih Favorit
Angka itu terus meningkat pada periode yang sama Tahun 2019 terhadap total marketing sales Rp 3,4 triliun.
Tentu saja, torehan pundi-pundi dan upaya-upaya yang dihadirkan pengembang dengan kapitalisasi pasar Rp 14,14 triliun ini menggoda kompetitor lain berkompetisi membuat hal serupa.