Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontribusi Pengembang Properti Terhadap Transformasi Bekasi

Kompas.com - 10/04/2021, 21:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati Pemerintah Pusat giat melaksanakan pembangunan infrastruktur di Kawasan Bekasi, Jawa Barat, melalui sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), namun kontribusi pengembang properti tak bisa diabaikan.

Investasi dari pengembang properti melalui proyek-proyek perumahan, kawasan industri, perhotelan, dan mixed use development masih tercatat sebagai yang tertinggi dan mendominasi.

Di kawasan Bekasi, misalnya. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota dan Kabupaten Bekasi mencatat, investasi di sektor properti lebih dari 30 persen dari total realisasi investasi sepanjang 2020 dengan nilai masing-masing Rp 6,6 triliun dan Rp 37,323 triliun.

Pengembangan properti ini sejalan dengan percepatan pembangunan megainfrastruktur PSN seperti Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Tol Cimanggis-Cibitung, dan Tol Tol Cibitung-Cilincing.

Baca juga: Jangan Lagi Sebut Bekasi Planet Antah-berantah, Semua Raja Properti Kumpul di Sini

Para pengembang berlomba menampilkan karya dan produk properti yang sesuai dengan dinamika dan kebutuhan pasar.

Mereka percaya, pembangunan megainfrastruktur ini menstimulasi aktivitas ekonomi lainnya yang pada gilirannya menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan akan rumah, ruang komersial, perkantoran, pusat belanja, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan lain-lain.

Bukan sekadar produk properti, tentu saja, ada ciri khas dan karakter yang diusung, dan diupayakan terus relevan dengan kekinian.

PT Summarecon Agung Tbk, contohnya. Pengembang yang dirintis oleh Soetjipto Nagaria ini setia pada inovasi dan kreativitas agar produk properti yang dibangun bisa menjawab kebutuhan riil pasar melalui Summarecon Bekasi seluas 270 hektar.

Dengan demikian, tak ada cerita proyek mangkrak, atau pun proyek tak terjual karena melesetnya kalkulasi antara proyeksi penawaran (supply) dan realita permintaan (real demand).

Strategi menyeimbangkan (equilibrium) antara permintaan dan penawaran ini direfleksikan ke dalam konsep pengembangan yang terus mengalami pembaruan-pembaruan dan disesuikan dengan konteks peradaban.

Baca juga: Ini Lima Mal Baru di Bekasi, Simak Profilnya

Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Albert Luhur menuturkan, sejak diperkenalkan dan resmi dibuka pada tahun 2010, Summarecon Bekasi menjadi daya tarik bagi para pencari rumah maupun investor.

"Perkembangan kawasan dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujar Albert dalam konferensi virtual, Senin (05/04/2021).

Salah satu inovasi yang diimplementasikan dalam rangka pemenuhan komitmen pengembang melahirkan perumahan terpadu adalah pengembangan berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan dalam sebuah tatanan kota yang modern.

"Kami memiliki komitmen menghadirkan produk terbaik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya," tutur Albert.

Kawasan Summarecon BekasiSummarecon Agung Kawasan Summarecon Bekasi
Summarecon Bekasi pun menjadi destinasi, tak hanya oleh pencari rumah dan investor,  melainkan masyarakat umum.

Mudah ditemui ketika acara Hari Bebas Kendaraan atau car free day (CFD), taman-taman dan tengara Summarecon Bekasi diramaikan pegiat olahraga, pesepeda, maupun komunitas-komunitas.

Baca juga: Hingga 2025, Bekasi Bakal Dipenuhi 29 Pusat Perbelanjaan

Mereka mengabadikan momen CFD di danau, monumen piramida terbalik, fly over KH Noer Ali, atau financial district yang sarat gedung-gedung tinggi, misalnya, sebagai ekspresi untuk merayakan kehidupan yang seimbang, harmonis, dan juga menggembirakan.

Tak dimungkiri, upaya Summarecon Agung menghadirkan Summarecon Bekasi dinilai ikut memengaruhi konstelasi sektor properti secara khusus, dan juga wajah perkotaan Bekasi secara umum.

Transit Oriented Development

Sebagai kota terpadu, Summarecon Agung juga melengkapi Summarecon Terbaru dengan tambahan fitur halte Bus Transjakarta yang resmi beroperasi Rabu (16/11/2016).

Halte yang berlokasi di dekat area Bekasi Food City (BFC) ini merupakan pemberhentian awal dan terakhir di Kota Bekasi khusus rute dari dan menuju Hotel Indonesia dan Tanjung Priok.

Diresmikannya fasilitas ini merupakan pemenuhan syarat mutlak pembangunan kota terpadu berbasis transit oriented development (TOD).

Summarecon Agung menyadari, sebagai pengembang harus mampu melayani segala kebutuhan para penghuni dan masyarakat yang melakukan aktivitas di dalamnya.

Menurut data Dinas Perhubungan Kota Bekasi setidaknya 60 persen masyarakat Bekasi yang melakukan perjalanan pergi dan pulang ke Kota Jakarta setiap harinya.

Ini artinya sekitar 1,4 juta jiwa dari total penduduk Bekasi sebanyak 2,5 juta jiwa yang menjadi penglaju.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk didampingi Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mencoba bis Transjakarta trase Summarecon Bekasi-Jakarta, Rabu (16/11/2016).Dokumentasi Summarecon Bekasi Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk didampingi Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono mencoba bis Transjakarta trase Summarecon Bekasi-Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Kehadiran Bus Transjakarta ini menjadi katalisator Summarecon Bekasi dalam meraup minat konsumen hingga kemudian mengeksekusinya dengan transaksi.

Tercatat, tepat dua tahun setelah operasionalisasi Halte Bus Transjakarta ini, penjualan Summarecon  Bekasi melonjak dan berkontribusi 28 persen terhadap total marketing sales Summarecon Agung pada Kuartal III-2018 sebesar Rp 2,2 triliun.

Persentase ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun 2017 yang hanya menyumbang 12 persen dari total marketing sales perseroan Rp 2 triliun.

Baca juga: Tren Pencarian Rumah di Jadebotabek Meningkat, Bekasi Masih Favorit

Angka itu terus meningkat pada periode yang sama Tahun 2019 terhadap total marketing sales Rp 3,4 triliun.

Tentu saja, torehan pundi-pundi dan upaya-upaya yang dihadirkan pengembang dengan kapitalisasi pasar Rp 14,14 triliun ini menggoda kompetitor lain berkompetisi membuat hal serupa.

Alhasil, sejak saat itu, Kawasan Bekasi menjadi sentra pengembangan mixed use development berbasis TOD. 

Sebagaimana dikatakan Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat kepada Kompas.com.

Menurutnya, konsep mixed use, terlebih yang dirancang dengan basis TOD adalah kebutuhan yang terus tumbuh.

"Mixed use menjadi salah satu alternatif penyediaan fasilitas perkotaan, seperti perumahan, dan komersial di atas lahan yang sama," kata Sarie, sapaan akrabnya.

Untuk Bekasi, imbuh dia, mixed use menjadi pilihan yang logis untuk dikembangkan memusat ke tengah kota, sebagai paduan dari fungsi komersial dan perumahan.

Integrasi pemanfaatan ruang ini dipilih di antaranya sebagai strategi menyiasati tingginya harga lahan di tengah kota.

Ilustrasi unit Magenta Residence.Dok. PT Summarecon Agung Tbk Ilustrasi unit Magenta Residence.
Saat ini, harga lahan perumahan di Sumamrecon Bekasi sudah menembus angka sekitar Rp 15 juta per meter persegi, sementara untuk lahan komersial sekitar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per meter persegi.

Sementara harga propertinya melejit 240 persen dalam satu dekade atau sekitar 22 persen per tahun.

Inovasi

Ke depan, menurut Albert, perusahaan akan terus melakukan penyesuaian atau adaptasi dengan produk-produk tak sekadar ramah lingkungan, dan berkelanjutan, tetapi juga memenuhi unsur kesehatan, wellbeing, dengan fleksibilitas tinggi.

Baca juga: Underpass Simpang Bulak Kapal Bekasi Ditargetkan Tuntas Maret 2022

Inovasi mutlak diperlukan, karena kebutuhan pasar terus berubah, terlebih saat Pandemi Covid-19.

"Produk seperti Magenta Residence, sebagai klaster baru di Summarecon Bekasi kami rilis untuk para pencari rumah dengan patokan kriteria tersebut," jelas Albert.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara 'Online'

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara "Online"

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau