JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOP LBF) Shana Fatina mengatakan konektivitas adalah masalah utama di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, semakin dikenalnya Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima Bali Baru di Indonesia justru membuat lokasi ini banyak dikunjungi wisatawan.
"Konektivitas salah satunya masih menjadi masalah di kawasan ini, misalnya fasilitas jalan, shuttle bus, dan lain sebagainya," kata Shana dalam diskusi virtual bertajuk 'Labuan Bajo, New Bright Future Paradise', yang digelar Garuda Infrastructure, Kamis (28/01/221).
Shana menjelaskan selain konektivitas, masalah lainnya adalah minimnya manajemen pengunjung (visitor management) untuk mengatur dan mengelola wisatawan yang datang ke kawasan tersebut.
Baca juga: Pulau Rinca Bakal Disulap Jadi Jurassic Park
"Banyak orang yang datang ke sini sementara kita belum siap dengan visitor management yang rapi dalam konteks screening capacity dan segala macamnya," jelasnya.
Padahal, peran konektivitas dan visitor management sangat penting untuk mendukung pengembangan KSPN Labuan Bajo.
Kata dia, dengan adanya konektivitas, turis dapat dengan mudah dan nyaman menjangkau area dan spot-spot lokasi wisata yang tersebar di sejumlah titik di kawasan tersebut.
Sementara visitor management bisa membuat pengelolaan wisatawan yang datang ke Labuan Bajo, termasuk dari sisi jumlah wisatawan yang datang, dilakukan dengan baik.
Seiring pertumbuhan wisatawan di kawasan Labuan Bajo, otomatis juga akan berdampak pada banyaknya limbah dan sampah yang dihasilkan.
Karena itu, sangat penting dikelola agar kawasan pariwisata ini tidak tercemar dan menjadi sarang sampah dan limbah.
Baca juga: Jurassic Park, Penolakan Warga, dan Upaya Perlindungan Habitat Komodo
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.