Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayu, Masa Depan Konstruksi yang Berkelanjutan

Kompas.com - 08/12/2020, 16:32 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bahan baku jenis kayu biasa digunakan untuk konstruksi bangunan.

Kayu biasa dimanfaatkan untuk membuat kerangka atap bangunan, daun pintu, jendela bahkan sekat rumah.

Selain itu, banyak orang menggunakan kayu sebagai bahan baku bangunan untuk memberikan nuansa yang lebih estetik, kokoh, dan alami.

Namun tak sedikit juga yang memprotes penggunaan bahan kayu secara besar-besaran. Alasannya, semakin banyak kayu digunakan maka berdampak pada semakin besarnya deforestasi hutan di dunia.

Baca juga: Furnitur dari Lem dan Kertas, Diklaim Lebih Kuat ketimbang Kayu

Meskipun kayu dilihat sebagai bahan bangunan yang hebat pada masa depan, namun apakah mungkin untuk terus menebang pohon dan mengambil kayunya sambil tetap menyebutnya berkelanjutan.

Jutaan hektar hutan lenyap

Archdaily menulis, penggunaan kayu seringkali dikaitkan dengan deforestasi, yang tidak hanya merusak ekosistem dan habitat, tetapi juga memicu perubahan iklim ekstrem.

Menurut laporan World Wide Fund for Nature (WWF), jumlah kayu yang ditebang di dunia diperkirakan meningkat tiga kali lipat pada 2050 mendatang.

Permintaan kayu dan kertas cenderung meroket dengan peningkatan populasi dan pendapatan di negara berkembang.

Laporan The State of the World's Forests 2020 menyatakan bahwa sejak 1990, diperkirakan 420 juta hektar hutan telah hilang melalui konversi untuk penggunaan lahan lain, meskipun laju deforestasi telah menurun selama tiga dekade terakhir.

Antara 2015 dan 2020, laju deforestasi diperkirakan mencapai 10 juta hektar per tahun, turun dari 16 juta hektar per tahun pada tahun 1990-an.

Baca juga: Padu-padan 5 Desain Lantai Kayu

Akan tetapi, total luas hutan primer di seluruh dunia masih menurun lebih dari 80 juta hektar sejak tahun 1990.

Lebih dari 100 juta hektar hutan terkena dampak negatif dari kebakaran hutan, hama, penyakit, kekeringan oleh spesies invasif, dan kejadian iklim yang merugikan.

Masih menurut WWF, pada 2019 daerah tropis bahkan kehilangan sekitar 30 lapangan sepak bola pohon setiap menitnya.

Penyebab paling signifikan dari deforestasi adalah perluasan pertanian dan peternakan, dan kebakaran hutan juga meningkat dalam frekuensi dan intensitasnya dalam beberapa tahun terakhir.

Kayu dalam pandangan konstruksi sipil

Para ahli konstruksi sipil selalu meyakini bahwa menggunakan kayu untuk kebutuhan bangunan pastinya akan menuntut penebangan kayu atau deforestasi hutan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau