Pembangunan jembatan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana APBN senilai Rp 800 miliar melalui skema kontrak tahun jamak atau multi years contract (MYC) 2015-2020.
3. Teknologi konstruksi
Teknologi yang digunakan pada pembangunan jembatan ini adalah cable stayed dengan kabelnya diimpor dari Austria.
Jembatan Teluk Kendari memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar. Progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 100 persen.
4. Manfaat strategis
Pembangunan jembatan bertujuan untuk mendukung konektivitas pengembangan wilayah selatan Kota Kendari yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port (Bangkutoko), dan kawasan permukiman baru.
5. Travel time hanya 3-5 menit
Jarak semakin dekat dengan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 3-5 menit. Selama ini, masyarakat harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 Km dengan waktu tempuh 30-35 menit.
6. Mendukung kelancaran mobilitas manusia, barang, dan jasa
Kehadiran jembatan ini diperlukan agar konektivitas antar wilayah semakin lancar untuk mendukung mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien.
Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama. Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 hektar.
Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar-moda (20 hektar), terminal multipurpose (32 hektar), terminal penumpang (23 hektar), dan tracking mangrove (24 hektar).