Bagaimana pula kans mereka menarik minat pasar, terutama di kawasan Bogor yang notabene tidak sekuat Bekasi, Serpong, dan Jakarta?
Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P Adhi menjelaskan, perusahaan tidak akan pernah berhenti untuk memberikan kontribusi, termasuk saat Pandemi Covid-19.
Baca juga: Pendapatan Summarecon Naik 5 Persen Jadi Rp 5,94 Triliun
"Kami akan terus menjalankan kegiatan usaha, agar perekonomian tetap terus berjalan. Saya proyeksikan kontribusi sektor properti terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional lebih dari 2,3 persen (data BPS)," terang Adrianto.
Hal ini karena sektor properti menggerakkan ratusan industri terkait (multiplier effect) mulai dari industri material bangunan, furnitur, jasa konstruksi, jasa arsitektur, jasa pemasaran, hingga tenaga konstruksi atau sumber daya manusia (SDM).
Ketika sebuah proyek properti dikerjakan, maka perekonomian kawasan di sekitarnya akan ikut bergerak. Meski Pandemi, lebih lagi krisis, Summarecon tetap memasarkan dan membangun proyek-proyek baru.
Karena sejatinya properti merupakan kebutuhan esensial (papan) yang akan terus dibutuhkan pasar. Perusahaan pun optimistis, Summarecon Bogor akan mendapat antusiasme pasar.
Sebagaimana dikatakan CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono.
Menurutnya, meski berbeda dengan proyek di Bekasi, Serpong atau Karawang yang dipasarkan saat sektor properti tengah berada di puncak, Summarecon Bogor punya peluang besar menjadi pilihan pencari rumah dengan segmen menengah-atas.
"Mereka punya reputasi tinggi, menjual kepercayaan. Komitmen serah terima dan kualitas kerapian konstruksi fisik juga menjadi andalan," ujar Hendra.
Jadi, imbuh dia, mudah bagi Summarecon menjual unit-unit awal kepada keluarga muda kelas menengah-atas Bogor, maupun kota-kota di sekitarnya.
Selain itu, pengembang ini juga selalu punya basis konsumen loyal yang yakin untuk berinvestasi di setiap properti yang mereka kembangkan.
Direktur Riset and Consultancy Cushmand and Wakefield Arief N Rahardjo mengungkapkan hal yang sama, bahwa akan banyak konsumen yang memang sudah membeli produk di proyek Summarecon sebelumnya.
"Dan secara obyektif, faktor aksesibilitas, lokasi, dan masterplan proyek ini direncanakan dengan baik. Itu pertimbangan konsumen," cetus Arief.
Target 60 unit pertama terjual habis, tampaknya akan terealisasi. Demikian halnya dengan total keseluruhan unit tahap awal penawaran.
Sebaliknya, jika pun tak terjual maksimal, risikonya tak akan setinggi membangun apartemen. Pembangunan rumah akan mengikuti jumlah unit terjual.