Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia, Harga Properti Turun Itu Aib

Kompas.com - 17/09/2020, 20:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Jika tiga tahun lalu, mereka fokus pada properti dengan harga di atas Rp 1,5 miliar dengan keuntungan tinggi, kini harus realistis bermain di segmen di bawah Rp 1 miliar.

"Sekarang dalam kondisi belum naik, pengembang mulai melihat lagi, apalagi dalam kondisi pandemi, yang dibutuhkan pasar adalah kelas menengah-menengah," imbuh Anton.

Realita ini membuat harga per meter persegi tidak akan mengalami perubahan. Untuk menyiasati agar tetap memperoleh profit margin, pengembang merancang ukuran fisik properti lebih kecil.

Selain itu, pengembang juga menyiasati pembiayaan dengan menggandeng perbankan dan memberlakukan bunga KPR/KPA rendah sekitar 4 persen dengan tenor maksimal 30 tahun, uang muka ringan, dan kelengkapan furnitur (fully furnished product).

Penyesuaian-penyesuaian inilah yang disebut dengan kondisi buyer's market.

Penyesuaian lainnya yang dilakukan pengembang adalah menerapkan diskon harga riil yang bukan lagi basa-basi. Tujuannya adalah agar produk mereka dapat terjual maksimal.

"Jadi, tren ke depan adalah akan makin banyak pengembang yang melansir produk dengan harga terjangkau karena kebutuhan terbesar berasal dari kalangan milenial dan menengah," papar Anton.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau