JAKARTA, KOMPAS.com - PT Total Bangun Persada Tbk. saat ini tengah menangani beberapa proyek.
Data perusahaan per Juli 2020 menyebutkan, mayoritas proyek yang sedang ditangani adalah bangunan multi fungsi atau mixed use dan apartemen dengan porsi mencapai 44 persen dan 37 persen.
Sedangkan sisanya adalah perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan industri. Dari seluruh proyek yang dikerjakan, proyek swasta mendominasi portofolio perusahaan.
Satu di antara sejumlah proyek tersebut adalah bakal gedung tertinggi di Indonesia yakni Thamrin Nine, di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Gedung yang dikembangkan PT Putragaya Wahana ini dirancang setinggi 333,5 meter yang mencakup 70 lantai.
Bila mengacu pada Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH), Thamrin Nine Tower 1 masuk kategori supertall atau di atas 300 meter.
Tak sekadar jangkung, Thamrin Nine Tower 1 merupakan pencakar langit berstandar internasional kelas A.
Sementara proyek lain yang juga tengah ditangani PT Total Bangun Persada Tbk adalah Taman Permata Buana Apartment, Menara Tendean, Wisma Barito Pacific 2, The Pakubuwono, Citraland Tower, Apartemen Garden Residences.
Seluruh proyek tersebut berlokasi di Jakarta.
Baca juga: Kuartal II-2020, Total Bangun Persada Raup Pendapatan Rp 1,2 Triliun
Lalu One Tower di BSD City, Gedung Innopharm di BSD, IKEA Store 3 Kota Baru Prahyangan di Bandung, Kampus Politeknik Manufaktur Astra di Bekasi, Villa Desa Katamama di Bali, The Smith di Alam Sutera, Trans Icon di Surabaya, Ramayana Cipanas,.
Kemudian Surabaya Future Education Center, Graha Paramita II di Bintaro, Padma Hotel di Semarang, Sasa Inti Minsel di Minahasa Selatan.
Ada pula proyek yang dikerjakan dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) yaitu The Haven Lagoi Bay di Bintan, PIM 3 and Office Tower, dan Daswin Tower di Jakarta.
Jika ditilik dari komposisi pendapatan, pelanggan berulang masih mendominasi meskipun persentase pada periode kali ini mengalami penurunan menjadi 59 persen dari sebelumnya yang menapai 82 persen.
Sedangkan porsi pelanggan baru pada periode ini mengalami pertumbuhan menjadi 41 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 18 persen.
Data perusahaan per Juli 2020 menyebutkan, porsi pelanggan baru sebesar 64 persen sedangkan sisanya yakni 36 persen merupakan pelanggan berulang.
Baca juga: Begini Progres Proyek-proyek Infrastruktur WIKA
Presiden Direktur Total Bangun Persada, Janti Komadjaja mengatakan, meningkatnya porsi pelanggan baru ini terjadi karena pelanggan berulang disebut sedang mengurangi ekspansi.
Dengan demikian, keberadaan pelanggan baru dapat mengisi porsi yang ada.
"Kami melihat pelanggan baru ini lebih mau menerima kami. Jadi mungkin mereka mau bekerja sama dengan kami," kata Janti saat Public Expose, Jumat (28/8/2020).
Adapun nilai kontrak yang diperoleh perseroan sampai dengan awal Agustus 2020 sebesar Rp 414 miliar.
Adapun nilai proyek yang sedang dihitung oleh perusahaan saat ini sebesar Rp 6,49 triliun.
Mengenai banyaknya penundaan proyek yang terjadi saat ini, Janti mengatakan, perusahaan menerapkan strategi dengan melaksanakan konstruksi dengan menggunakan uang muka, sehingga dapat diantisipasi.
"Rata-rata proyek berjalan dengan adanya down payment. Jadi sangat sedikit proyek yang menggunakan modal kami," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.