Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Resmi Larang Penjiplakan Gedung Pencakar Langit

Kompas.com - 15/05/2020, 21:38 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Pemerintah China melarang adanya plagiarisme dalam desain arsitektur serta membatasi pembangunan gedung pencakar langit di negara itu.

Kebijakan baru tersebut dirilis di situs Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China.

Melansir laman Dezeen, Jumat (15/5/2020), keputusan itu dikeluarkan guna memperkuat standar arsitektur di Negeri Tirai Bambu ini.

Pemerintah China tidak mengizinkan pembangunan gedung pencakar langit dengan tinggi lebih dari 500 meter. Sementara bangunan dengan ketinggian di atas 250 meter dibatasi.

"Secara umum, bangunan baru lebih dari 500 meter tidak diizinkan," tulis Pemerintah China dalam kebijakan tersebut.

Baca juga: Huang Xiqiu, Arsitek Indonesia Perancang Rumah Sakit Corona China

Kebijakan pembatasan proyek berskala besar ini bertujuan untuk mengurangi pembangunan gedung pencakar langit yang meluas di negara ini.

Banyak pengembang berlomba mendirikan bangunan dengan tujuan menjadikannya tengara.

Sebagai informasi, pada tahun lalu, China memecahkan rekor dengan penyelesaian pembangunan gedung-gedung supertall atau dengan ketinggian lebih dari 300 meter terbanyak.

Menurut laman Council of Tall Building and Urban Habitat, sebanyak 57 bangunan rampung dibangun di negara ini pada tahun 2019 dari total 126 gedung di seluruh dunia.

Laman ini juga menyebut, China selalu memegang rekor penyelesaian gedung pencakar langit terbanyak selama lima tahun berturut-turut.

Dari jumlah itu, Shenzhen memegang memegang rekor dengan total 15 penyelesaian pembangunan.

Kebijakan ini juga menyoroti bahwa gedung pencakar langit baru harus memiliki fokus pada perlindungan terhadap kebakaran, ketahanan terhadap gempa, dan penghematan energi.

Sedangkan larangan peniruan desain diterapkan mengingat di masa lalu, banyak monumen yang dibangun merupakan replika dari gedung-gedung di Eropa. Contohnya, Menara Eiffel, Arch de Triomphe, hingga Gedung Opera Sydney.

Tak hanya itu, Ronchamp Chapel rancangan Le Corbusier pun ditiru oleh pengembang di China.

Bahkan baru-baru ini, gedung rancangan Zaha Hadid yakni Wangjing Soho juga disalin oleh pengembang di Chongqing.

Baca juga: China Tak Lagi Gencar Bangun Pencakar Langit

Sebagai daya tarik, Wangling SOHO juga dirancang dengan full cahaya lampu LEED. Pencahayaan itu berhasil merumuskan khas gedung bertingkat tinggi dengan tipologi yang tidak hanya dalam bentuk melengkung besar, tetapi juga dalam upaya keberlanjutan.www.designboom.com Sebagai daya tarik, Wangling SOHO juga dirancang dengan full cahaya lampu LEED. Pencahayaan itu berhasil merumuskan khas gedung bertingkat tinggi dengan tipologi yang tidak hanya dalam bentuk melengkung besar, tetapi juga dalam upaya keberlanjutan.
Kebijakan itu, disebut bakal mengakhiri tren plagiasi di dunia arsitektur China.

Selain memberikan larangan, Pemerintah China juga mengeluarkan panduan untuk desain serta konstruksi bagi stadion kota, ruang pameran, museum, dan teater besar.

Kebijakan ini pun mengatur gaya arsitektur di seluruh negeri. Pemerintah China menginginkan desain bangunan di negaranya sesuai dengan persyaratan desain perkotaan dalam hal bentuk, warna, volume, tinggi, dan kebijakan lingkungan.

Nasihat ini selaras dengan pandangan yang diungkapkan oleh presiden Xi Jinping. Dia menyerukan agar pengembang mengakhiri tren arsitektur aneh di seluruh negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com