JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perhotelan merupakan sektor paling terdampak Pandemi Covid-19. Bisnis perjalanan, dan perhelatan acara terhenti sementara.
Kendati Pandemi Covid-19 sudah berlangsung delapan bulan, namun kinerja industri perhotelan di Kawasan Asia Pasifik masih mengalami perlambatan pada kuartal II-2020.
Dalam laporan terbarunya, Colliers international menyebutkan, secara keseluruhan okupansi hotel mengalami penurunan hingga 33,9 persen, sementara tarif rerata harian atau average daily rate (ADR) sekitar Rp 890.000.
Colliers mencatat, okupansi sebagian besar hotel di Asia Pasifik kecuali China, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Korea Selatan mengalami penurunan 40 persen.
Baca juga: Hingga 2022, Surabaya Bakal Menambah 3 Hotel Bintang Lima
Selain mengalami penurunan okupansi, pendapatan per kamar yang tersedia atau revenue per available room (RevPAR) hotel-hotel di kawasan ini turut anjlok sebesar 69,9 persen year on year.
Ke depan, prospek ekonomi global diperkirakan akan tetap lemah dalam waktu dekat mengingat ketidakpastian dan risiko gelombang baru Covid-19 yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, prospek industri perhotelan di Asia Pasifik diperkirakan akan meredup dalam waktu dekat.
Meski demikian, Executive Director and Head of Hotels & Leisure for Valuation & Advisory Services, Asia, Govinda Singh yakin industri ini akan kembali khususnya ketika kegiatan dan perjalanan pulih.
Head of Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyebut, kondisi tersebut membuat manajemen hotel pada umumnya meminimalisasi biaya operasional.
Baca juga: Demi Bertahan di Tengah Pandemi, Hotel Ini Jadi Co-Working Space
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.