Namun, keputusan Bung Karno ini bukannya tanpa protes.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Henk Ngantung pada saat itu sempat mengajukan protes keras dan bertanya mengapa Bung Karno melakukan hal tersebut.
Baca juga: ITDP dan Bike2Work Donasikan Rak Parkir Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Terang saja Bung Karno marah. Hingga akhirnya Henk Ngantung membuat maket kompleks Rumah Proklamasi dan disimpan di salah satu kantor PT PP (Persero) Tbk yang berlokasi di Jalan Thamrin.
Sebelum Rumah Proklamasi dibongkar, pada saat bersamaan tengah dibangun Gedung Pola yang berada di belakangnya.
Menurut Bambang, Bung Karno memiliki pemikiran yang sama dengan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
Pada saat itu, Nasser mengorbankan monumen bersejarah Abu Simbel untuk dipindahkan atau dipotong sebagai tempat pembangunan Bendungan Aswan.
"Karena yang saya perlukan saat ini adalah Bendungan Aswan untuk menghidupi kehidupan masyarakat Mesir pada hari ini dan masa depan," tutur Bambang yang menceritakan Nasser.
Menurut Bambang, pemikiran Bung Karno pada saat itu tentu berbeda dengan orang yang hidup pada saat ini.
Namun tak dapat dimungkiri, imbuh Bambang, peristiwa tersebut merupakan bagian dari sejarah Indonesia saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.