Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Gelora Bung Karno Diincar Swasta karena Strategis

Kompas.com - 30/05/2014, 14:48 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dan sekitarnya, di Senayan, Jakarta, sudah lama diincar para pengembang untuk dibangun menjadi properti komersial.

Intensitas pembangunan makin aktif saat GBK dikelola oleh Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK) dan GBK menjadi salah satu Badan Layanan Umum (BLU) sejak 2008 melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 233/2008.

Hingga saat ini, di dalam dan sekitar area GBK sudah berdiri sejumlah properti komersial mulai dari hotel, apartemen, gedung serbaguna, hingga pusat belanja. Sebut saja Sultan Hotel and Residence, Jakarta Convention Center, Hotel Mulia, Plaza FX, Hotel Atlet Century, Plaza Senayan, Perkantoran Sentral Senayan dan Apartemen Senayan.

Sementara yang sedang dikembangkan di dalam area GBK adalah Gateway Park Senayan. Proyek properti komersial ini merupakan ruang ritel dengan konsep gaya hidup dan hobi. Bangunan terdiri atas tiga lantai yang berisi kios-kios khusus untuk peritel sektor otomotif dan kafe. Menyusul kemudian Lot 6 @ Senayan.

Lantas, apa yang membuat kawasan GBK menarik dan menggoda swasta menanamkan investasinya dengan membangun proeprti komersial?

Menurut pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, kawasan GBK diincar karena lokasinya sangat strategis dan dilintasi jaringan transportasi. Selain itu, aksesilbilitasnya mudah ditempuh dari berbagai penjuru kota.

"Kawasan GBK juga dekat dengan pusat pemerintahan, dan pusat bisnis terpadu (central business district/CBD) Sudirman-Kuningan-Thamrin. Tak mengherankan kawasan GBK menggoda pihak swasta untuk merambahnya. Meskipun harga lahan di sekitarnya dipatok tinggi sekitar Rp 60 juta hingga Rp 70 juta per meter persegi, tak masalah buat pengembang," ujar Yayat kepada Kompas.com, Jumat (30/5/2014).

Baik properti eksisting, maupun proyek yang sedang dalam tahap konstruksi, diyakini Yayat, menggerus fungsi GBK sebagai jantung dan paru-paru sekaligus ruang terbuka hijau (RTH) kota Jakarta. Dari total luas lahan 284,2 hektar, Yayat meyakini proporsi RTH-nya semakin menyusut.

"Pembangunan Gateway Park Senayan tersebut merupakan bentuk aksi perambahan atas RTH. Pasalnya, GBK dirancang sebagai RTH, jantung dan paru-paru kota serta kawasan resapan air," kata Yayat.

Dengan diizinkannya pembangunan Gateway Park Senayan, lanjut Yayat, maka status GBK sebagai RTH menjadi "banci", tidak jelas. Kalau mau dijadikan sebagai kawasan komersial, sekalian saja dideklarasikan. Jangan sedikit demi sedikit perambahan diizinkan. "Ini preseden buruk," imbuhnya.

Yayat menambahkan, jika kemudian GBK menjadi pusat bisnis komersial, pemerintah harus mampu menyediakan kawasan penggantinya. "Dulu ada wacana Hambalang di Kabupaten Bogor, dikembangkan untuk menggantikan peran dan fungsi GBK, namun belum lagi dibangun sudah kacau balau. Nah, sekarang, peran dan fungsi GBK lama-lama kacau juga karena RTH-nya kian tergerus," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau