JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa pandemi, seluruh sektor perekonomian terdampak. Bahkan dunia desain dan arsitektur pun tak luput terkena imbasnya.
Setelah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mengatasi pandemi, pemerintah menggaungkan wacana normal baru atau new normal.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan pernyataan bahwa masyarakat Indonesia harus hidup dan berdamai dengan Covid-19.
Terkait hal ini, arsitek serta Editor in Chief Arsitag Evan Kriswandi membagikan rekomendasi yang bisa diimplementasikan oleh para arsitek, desainer, maupun praktisi desain dalam menghadapi era kenormalan baru.
Kondisi normal baru mempercepat digitalisasi dalam segala hal, tak terkecuali dunia arsitektur dan desain.
Evan menyarankan, arsitek dan desainer perlu untuk lebih hadir secara digital. Caranya adalah dengan memiliki profil digital untuk memajang portofolio dan profil.
Fase new normal menuntut adanya peruubahan ini. Evan menambahkan, dunia digital nantinya akan menjadi tempat utama calon klien mencari atau berkenalan dengan arsitek atau desainer pilihannya.
Evan menuturkan, arsitektur dan desain adalah keahlian yang tidak pernh berhenti berevolusi. Oleh karenanya, arsitek dan desainer dituntut untuk selalu belajar.
"Masalahnya, profesi ini telah terkenal menuntut terlalu banyak waktu sehingga tidak ada lagi waktu tersisa untuk menimba ilmu kembali," ucap Evan menjawab pertanyaan Kompas.com, Senin (8/6/2020).
Baca juga: Simak, Peluang Arsitek pada Masa Kenormalan Baru
Untuk itu dia menyarankan, apabila pandemi membuat proyek menjadi terhambat dan mulai memiliki waktu luang, maka arsitek dan desainer bisa menggunakannya untuk memperkaya ilmu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.