JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak coronavirus disease 2019 atau Covid-19 mewabah di Indonesia, Pemerintah mengantisipasinya dengan menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain itu, Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah dan meminimalisasi kegiatan di luar rumah.
Pembatasan ini berdampak pada sepinya aktivitas ekonomi yang pada gilirannya memaksa pelaku usaha menghentikan operasional mereka.
Setelah PSBB berlangsung dua bulan, pemerintah berinisiatif untuk kembali memulihkan roda ekonomi Indonesia agar bisa kembali berjalan normal.
Tahapan atau fase pembukaan kegiatan bisnis dan industri pun disusun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan penanggulangan Covid-19 yang ketat.
Baca juga: New Normal, Keseimbangan, dan Sinyal Kebangkitan Properti
Terdapat lima tahapan timeline kenormalan baru yang dirilis oleh Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian untuk pemulihan ekonomi di Indonesia.
1. Fase pertama, yang dilakukan pada 1 Juni 2020 ialah membuka kembali operasional industri dan jasa bisnis ke bisnis ( B2B), dengan tetap menerapkan social distancing.
2. Fase kedua yakni pada 8 Juni 2020, toko, pasar, dan mal diperbolehkan beroperasi kembali.
3. Fase ketiga, 15 Juni 2020, tempat-tempat kebudayaan dan sekolah mulai dibuka kembali dengan tetap menerapkan social distancing dan beberapa penyesuaian.
4. Fase keempat, 6 Juli 2020, difokuskan kepada evaluasi terhadap pembukaan berbagai fasilitas seperti restoran hingga tempat ibadah.
5. Fase kelima, 20 Juli dan 27 Juli 2020, evaluasi fase keempat dan pada akhir Juli atau awal Agustus 2020 diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dapat beroperasi dengan normal.
Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan, perusahaan akan mulai beroperasi kembali seminggu setelah pelonggaran PSBB diterapkan.
Baca juga: Covid-19, The X Factor yang Bikin Sektor Properti Luluh Lantak
Hal ini dilakukan guna memastikan keadaan yang sudah lebih baik dan memberikan waktu bagi Ciputra untuk mengambil langkah strategis, meskipun lebih konservatif.
"Sebagian [kegiatan properti] masih akan masuk dengan lower density [atau penerapan kepadatan yang lebih rendah] yaitu 50 persen dari keadaan normal, pengaturan tempat kerja juga diterapkan berjarak 1.5 meter minimal, dan kemudian akan masuk 100 persen," tutur Harus kepada Kompas.com, Rabu (27/5/2020).