JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan zona penunjang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yakni, Aruk di Kalimantan Barat, Motaain di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Skouw di Papua.
Pembangunan ketiga zona penunjang PLBN tersebut meliputi pasar, rest area, warung makan, serta Toko Serba Ada (Toserba).
Hal tersebut dilaksanakan untuk menyediakan ruang usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kawasan perbatasan saat Pandemi Covid-19.
"Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti dikutip Kompas.com melalui laman Kementerian PUPR, Kamis (14/5/2020).
Pengembangan zona penunjang tersebut dilaksanakan sejak tahun 2017 hingga 2019 yang merupakan kelanjutan dari pengembangan Zona Inti PLBN yang telah selesai dibangun pada periode tahun 2015 hingga 2016.
Baca juga: Sarana Penunjang PLBN Motamasin Selesai Juli 2020
Pada zona penunjang di PLBN Aruk, dukungan pembangunan ekonomi kawasan perbatasan dilakukan melalui pembangunan pasar yang terdiri dari 24 kios, rest area, dan fasilitas food court.
Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR pun telah meningkatkan kualitas Jalan Simpang Tanjung - Aruk sebagai akses PLBN Aruk sepanjang 29 kilometer untuk mendukung distribusi bahan pokok dan logistik.
Pada tahap II, telah dirampungkan infrastruktur penunjang PLBN Aruk diantaranya gedung karantina, mess pegawai, sarana ibadah, toserba, dan sarana parkir dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 210 miliar.
Saat ini pengembangan PLBN Aruk tengah memasuki tahap III yang meliputi pembangunan Patung Sukarno, rumah karyawan, gedung incinerator, penataan landscape Zona Sub Inti, bangunan X-ray, dan sarana pendukung lainnya dengan anggaran Rp 117 miliar.
Total luas bangunan zona penunjang tersebut seluas 4.441 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 3 hektar.
Kemudian, pembangunan zona penunjang PLBN Motaain di NTT tahap I telah rampung dikerjakan pada tahun 2016 silam.
Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan pengembangan pada zona penunjang tersebut meliputi 150 kios, Wisma Indonesia, mess pegawai, rest area, area parkir, Pos Pamtas TNI, Pos Polri, gereja, dan lapangan olahraga.
Baca juga: Bangun Kawasan Perbatasan, Kementerian PUPR Prioritaskan 11 PLBN
Pembangunan zona penunjang PLBN Mootain ini menghabiskan dana sebesar Rp 229 miliar dengan masa pelaksanaan tahun 2016 hingga 2019.
Saat ini, pekerjaan fisik pada tahap III telah dilakukan dengan anggaran Rp 100 miliar meliputi Patung Soekarno, mess pegawai BNPP, toilet umum, dan sarana lainnya.
Lahan yang digunakan untuk zona penunjang ini seluas 8,8 hektar dengan luas bangunan 5.194 meter persegi.
Untuk mempermudah distribusi produk UMKM serta mendukung jalur logistik dan bahan pokok, Pemerintah juga meningkatkan kualitas jalur perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste sepanjang 180 kilometer atau dikenal dengan Ruas Sabuk Merah (Motaain-Motamasin).
Jalur perbatasan Kabupaten Belu-Kabupaten Malaka tersebut juga kerap dimanfaatkan masyarakat untuk mengangkut komoditas perkebunan lokal seperti kayu putih, pohon kelor, dan jambu mete.
Percepatan pembangunan ekonomi kawasan perbatasan juga dilakukan melalui pengembangan zona penunjang PLBN Skouw sejak tahun 2017 dan seluruh progres fisiknya telah selesai 100 persen.
Pembangunannya berada di atas lahan seluas 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9.921 meter persegi.
Pembangunan zona penunjang PLBN Skouw meliputi rumah dinas pegawai, Wisma Indonesia, gedung serbaguna, masjid, gereja, fasilitas umum (rest area, ATM Center), fasilitas sosial (ruang terbuka hijau), dan pos TNI/POLRI.
Pada zona penunjang PLBN Skouw juga dibangun area pasar sebanyak 304 kios di atas lahan seluas 3.600 meter persegi.
Pekerjaan desain pasar terdiri dari kios basah, kios kering, serta kios terbuka yang tidak memakai atap penutup berjumlah 50 kios.
Total biaya pembangunan sarana dan prasarana pendukung PLBN Skouw sebesar Rp 246,5 miliar untuk tahap II dan Rp 129 miliar tahap III.
Dengan rampungnya pembangunan zona penunjang ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar serta mendekatkan dunia usaha (UMKM) dengan konsumen untuk mempromosikan produk lokal, termasuk kuliner.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.