Untuk mempermudah distribusi produk UMKM serta mendukung jalur logistik dan bahan pokok, Pemerintah juga meningkatkan kualitas jalur perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste sepanjang 180 kilometer atau dikenal dengan Ruas Sabuk Merah (Motaain-Motamasin).
Jalur perbatasan Kabupaten Belu-Kabupaten Malaka tersebut juga kerap dimanfaatkan masyarakat untuk mengangkut komoditas perkebunan lokal seperti kayu putih, pohon kelor, dan jambu mete.
Percepatan pembangunan ekonomi kawasan perbatasan juga dilakukan melalui pengembangan zona penunjang PLBN Skouw sejak tahun 2017 dan seluruh progres fisiknya telah selesai 100 persen.
Pembangunannya berada di atas lahan seluas 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9.921 meter persegi.
Pembangunan zona penunjang PLBN Skouw meliputi rumah dinas pegawai, Wisma Indonesia, gedung serbaguna, masjid, gereja, fasilitas umum (rest area, ATM Center), fasilitas sosial (ruang terbuka hijau), dan pos TNI/POLRI.
Pada zona penunjang PLBN Skouw juga dibangun area pasar sebanyak 304 kios di atas lahan seluas 3.600 meter persegi.
Pekerjaan desain pasar terdiri dari kios basah, kios kering, serta kios terbuka yang tidak memakai atap penutup berjumlah 50 kios.
Total biaya pembangunan sarana dan prasarana pendukung PLBN Skouw sebesar Rp 246,5 miliar untuk tahap II dan Rp 129 miliar tahap III.
Dengan rampungnya pembangunan zona penunjang ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar serta mendekatkan dunia usaha (UMKM) dengan konsumen untuk mempromosikan produk lokal, termasuk kuliner.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.