JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020 yang diikuti pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sektor properti makin terpuruk.
Setelah mengalami perlambatan dalam kurun tiga tahun terakhir akibat sepi pembeli, pandemi Covid-19 memaksa para pengembang untuk putar otak mencari solusi agar alur kas tetap lancar meskipun pasar melambat.
Beberapa pengembang ada yang memilih untuk memperlambat konstruksi, hingga menyetop proyek dan nyaris gulung tikar.
Baca juga: Pengembang Menjerit, Stop Proyek dan Nyaris Gulung Tikar Terlilit Utang
Namun, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memiliki solusi lain untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang masih belum terprediksi kapan mereda.
Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan, perusahaan hingga saat ini masih belum memutuskan untuk memperlambat pembangunan proyek yang tersebar di 28 kota.
CTRA lebih memilih untuk mengelola perusahaan dengan bijak dan menciptakaan keputusan secara hati-hati.
Termasuk tidak mematok target, dan tidak membuat perencanaan jangka menengah atau panjang karena proyek di setiap kota menghadapi permasalahan yang berbeda-beda.
"Kami juga tidak bisa memperlambat konstruksi karena proyek kami semuanya pre-sales sebagian besar telah terjual. Tapi kami punya komitmen untuk menyelesaikan konstruksi dan serah terima properti tepat waktu," tutur Harun saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/5/2020).
Baca juga: Ini Jalan Keluar Memperpanjang Nafas Bisnis Rumah Subsidi
Karena tidak ada proyek yang diperlambat, Ciputra menginstruksikan kepada semua pekerjanya dan kontraktor di proyek agar tidak pulang kampung.
"Alhamdulillah proyek-proyek kami relatif sehat. Saya juga menginstruksikan kepada semua pekerja proyek untuk tetap bekerja dan tidak kami izinkan pulang kampung," lanjutnya.
Sebagai ganti pulang kampung, mereka akan diberikan insentif ekstra pada tiga hari sebelum Idulfitri dan dua hari setelah hari raya.
Nantinya, jika pandemik ini telah selesai dan pemerintah sudah mengizinkan untuk pulang kampung, CTRA akan mempersilahkan para pekerja untuk pulang dan mengambil cuti mereka.
Lepas dari itu, Harun mengakui penjualan saat Pandemi Covid-19 turun signifikan.
Namun begitu, selama empat bulan pertama 2020, CTRA masih mengantongi total penjualan hingga Rp 1,1 triliun.
"Penjualan turun karena properti bukan menjadi kebutuhan utama masyarakat saat Pandemi Covid-19," kata Harun.