Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Dewantara Kirti Griya, Jejak Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

Kompas.com - 02/05/2020, 21:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei selalu diperingati untuk mengenang dan menghormati jasa Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.

Pria kelahiran Pakualaman, Yogyakarta, 2 Mei 1889, ini dikenal sebagai pencetus Taman Siswa dan jargon ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Selain mewariskan perguruan Taman Siswa, nama Ki Hadjar juga dilestarikan dalam bentuk bangunan Museum Dewantara Kirti Griya.

Di dalamnya terdapat berbagai koleksi kumpulan surat sebanyak 879 pucuk, foto, dan pustaka dari berbagai macam tulisan dan bahasa.

Tak hanya itu, museum ini pun menyimpan benda-benda yang digunakan oleh Ki Hadjar, dan menjadi kenangan yang tak lekang waktu.

Baca juga: Seri Gedung Bersejarah: Gedung Arsip Nasional, Pernah Jadi Gereja dan Rumah Yatim Piatu

Arsip pemberitaan Harian Kompas 11 Februari 2001 menerangkan, rumah yang dulunya merupakan kediaman Ki Hadjar tersebut berdiri di atas pekarangan seluas 2.720 meter persegi.

Bangunan yang disebut juga dengan Museum Ki Hajar Dewantara itu berada di sebelah utara Pendopo Taman Siswa.

Melansir laman Sistem Registrasi Nasional Cagar budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gedung tersebut menghadap ke arah barat atau ke Jalan Tamansiswa dan terdiri dari dua bagian.

Bagian utama merupakan sebuah gedung dengan denah berbentuk persegi panjang. Kemudian bangunan kedua yang berbentuk memanjang ke belakang.

Secara keseluruhan, bangunan museum memiliki sembilan buah ruangan, seperti ruang tamu utama, ruang kerja Ki Hadjar, ruang khusus, ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang keluarga, dan bangunan belakang.

Secara arsitektur, museum ini memiliki ciri perpaduan gaya indis dan arsitektur lokal tepatnya Jawa.

Museum Dewantara Kirti GriyaSistem Registrasi Nasional Cagar budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Museum Dewantara Kirti Griya
Ciri tersebut terlihat dari bentuk atap limasan dengan penutup berupa genting flame tradisional atau gerabah.

Sementara penopang bangunannya berupa kuda-kuda kayu yang menyokong reng usuk dari bahan kayu jati.

Selain bangunan utama, ada pula pendopo yang dibangun dengan denah persegi panjang.

Sama seperti pendopo pada umumnya, bangunan ini tediri dari empat tiang utama atau soko guru dengan tinggi masing-masing 6,25 meter.

Selain itu, terdapat 12 tiang pendukung dengan tinggi 3,75 meter tanpa dinding.

Baca juga: Seri Gedung Bersejarah: Fakultas Kedokteran UI, Sekolah Kedokteran Pertama Indonesia

Kemudian di sebelah barat pendopo terdapat bangunan kuncungan. Lalu di sebelah utara dan selatan terdapat bangunan tambahan berupa tratag serta gombak yang berfungsi menyimpan gamelan.

Jejak Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

Rumah yang kini terletak di dalam kompleks Perguruan Taman Siswa di Provinsi DI Yogyakarta (DIY) itu sejak 2 Mei 1970 diresmikan menjadi Museum Dewantara Kirti Griya.

Menurut artikel Harian Kompas yang terbit pada 6 Januari 2006, museum ini berarti "rumah yang berisikan hasil kerja Ki Hadjar Dewantara" yang didirikan pada tahun 1915.

Akan tetapi, Ki Hadjar baru membeli tanah beserta bangunannya pada tahun 1934 dari janda penguasa perkebunan Belanda yang bernama Mas Ajeng Ramsinah seharga 3.000 gulden.

Uang tersebut berasal dari royalti dan penjualan bukunya.

Museum Dewantara Kirti GriyaSistem Registrasi Nasional Cagar budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Museum Dewantara Kirti Griya
Di sinilah, Ki Hadjar merumuskan gagasan mengenai dunia pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1951 pembelian rumah tersebut dihibahkan kepada Yayasan Persatuan Tamansiswa.

Sebelum resmi menjadi museum, pada tanggal 11 Oktober 1969, Ki Nayono menerima surat pribadi dari Nyi Hadjar Dewantara.

Surat itu berisikan permintaan agar rumah bekas tempat tinggal Ki Hadjar dijadikan museum.

Arsip Harian Kompas 30 Oktober 1983 menyebutkan, akhirnya museum ini dibuka dan diresmikan oleh Nyi Hadjar Dewantara tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 1970.

Saat ini, Museum Dewantara Kirti Griya merupakan salah satu situs cagar budaya Nasional yang ditetapkan melalui SK Menteri Nomor 243/M/2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau