KOMPAS.com - Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berada di Jalan Salemba Raya No. 4-6, Jakarta Pusat, memiliki sejarah panjang.
Kisah keberadaannya bisa ditarik mundur sejak zaman kolonial.
Pada masa itu, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan membangun sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan, tepatnya pada Januari 1851, dengan nama Dokter Djawa School.
Nama ini kemudian berubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA).
Dalam buku "Tradisi Kehidupan Akademik" karya Rahardjo Darmanto Djojodibroto, Geneeskundige Hogeschool (GHS) didirikan di Batavia pada 1927.
Baca juga: Seri Gedung Bersejarah: Gedung Arsip Nasional, Pernah Jadi Gereja dan Rumah Yatim Piatu
Pendirian sekolah ini merupakan langkah untuk menggantikan sekolah dokter STOVIA yang tingkatannya bukan pendidikan tinggi.
Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dokter.
Fasilitas bangunan yang digunakan GHS merupakan perkembangan dari laboratorium STOVIA, misalnya laboratorium dan perpustakaan.
Mengutip situs FK UI, bangunan kampus ini tercatat selesai didirikan pada tanggal 5 Juli 1920.
Pada tanggal yang sama, seluruh fasilitas pendidikan STOVIA dari tempat lama dipindahkan ke gedung pendidikan yang baru di Jalan Salemba 6, Jakarta Pusat.
Selama itu pula, bangunan dengan dominasi warna putih ini dikenal dengan nama Geneeskundige Hogeschool (GHS) atau sekolah tinggi kedokteran.
Pada masa penjajahan Jepang, bangunan ini tetap digunakan sebagai sekolah kedokteran namun berubah nama menjadi Ika Dai Gaku.
Kemudian, pada awal kemerdekaan, gedung ini menjadi Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI).
Setelah itu, Pemerintah Indonesia mendirikan perguruan tinggi Nood-Universitet atau Universitas Darurat pada 21 Januari 1946.