Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Museum Dewantara Kirti Griya, Jejak Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

Pria kelahiran Pakualaman, Yogyakarta, 2 Mei 1889, ini dikenal sebagai pencetus Taman Siswa dan jargon ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Selain mewariskan perguruan Taman Siswa, nama Ki Hadjar juga dilestarikan dalam bentuk bangunan Museum Dewantara Kirti Griya.

Di dalamnya terdapat berbagai koleksi kumpulan surat sebanyak 879 pucuk, foto, dan pustaka dari berbagai macam tulisan dan bahasa.

Tak hanya itu, museum ini pun menyimpan benda-benda yang digunakan oleh Ki Hadjar, dan menjadi kenangan yang tak lekang waktu.

Arsip pemberitaan Harian Kompas 11 Februari 2001 menerangkan, rumah yang dulunya merupakan kediaman Ki Hadjar tersebut berdiri di atas pekarangan seluas 2.720 meter persegi.

Bangunan yang disebut juga dengan Museum Ki Hajar Dewantara itu berada di sebelah utara Pendopo Taman Siswa.

Melansir laman Sistem Registrasi Nasional Cagar budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gedung tersebut menghadap ke arah barat atau ke Jalan Tamansiswa dan terdiri dari dua bagian.

Bagian utama merupakan sebuah gedung dengan denah berbentuk persegi panjang. Kemudian bangunan kedua yang berbentuk memanjang ke belakang.

Secara keseluruhan, bangunan museum memiliki sembilan buah ruangan, seperti ruang tamu utama, ruang kerja Ki Hadjar, ruang khusus, ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang keluarga, dan bangunan belakang.

Secara arsitektur, museum ini memiliki ciri perpaduan gaya indis dan arsitektur lokal tepatnya Jawa.

Sementara penopang bangunannya berupa kuda-kuda kayu yang menyokong reng usuk dari bahan kayu jati.

Selain bangunan utama, ada pula pendopo yang dibangun dengan denah persegi panjang.

Sama seperti pendopo pada umumnya, bangunan ini tediri dari empat tiang utama atau soko guru dengan tinggi masing-masing 6,25 meter.

Selain itu, terdapat 12 tiang pendukung dengan tinggi 3,75 meter tanpa dinding.

Kemudian di sebelah barat pendopo terdapat bangunan kuncungan. Lalu di sebelah utara dan selatan terdapat bangunan tambahan berupa tratag serta gombak yang berfungsi menyimpan gamelan.

Jejak Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

Rumah yang kini terletak di dalam kompleks Perguruan Taman Siswa di Provinsi DI Yogyakarta (DIY) itu sejak 2 Mei 1970 diresmikan menjadi Museum Dewantara Kirti Griya.

Menurut artikel Harian Kompas yang terbit pada 6 Januari 2006, museum ini berarti "rumah yang berisikan hasil kerja Ki Hadjar Dewantara" yang didirikan pada tahun 1915.

Akan tetapi, Ki Hadjar baru membeli tanah beserta bangunannya pada tahun 1934 dari janda penguasa perkebunan Belanda yang bernama Mas Ajeng Ramsinah seharga 3.000 gulden.

Uang tersebut berasal dari royalti dan penjualan bukunya.

Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1951 pembelian rumah tersebut dihibahkan kepada Yayasan Persatuan Tamansiswa.

Sebelum resmi menjadi museum, pada tanggal 11 Oktober 1969, Ki Nayono menerima surat pribadi dari Nyi Hadjar Dewantara.

Surat itu berisikan permintaan agar rumah bekas tempat tinggal Ki Hadjar dijadikan museum.

Arsip Harian Kompas 30 Oktober 1983 menyebutkan, akhirnya museum ini dibuka dan diresmikan oleh Nyi Hadjar Dewantara tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 1970.

Saat ini, Museum Dewantara Kirti Griya merupakan salah satu situs cagar budaya Nasional yang ditetapkan melalui SK Menteri Nomor 243/M/2015.

https://properti.kompas.com/read/2020/05/02/210000521/museum-dewantara-kirti-griya-jejak-perjuangan-ki-hadjar-dewantara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke