JAKARTA, KOMPAS.com - Covid-19 berdampak pada pasar real estat global. Setidaknya menurut laporan Savills Global Market Sentiment Survey, secara keseluruhan 67 persen negara yang disurvei melaporkan dampak cukup negatif berkaitan dengan wabah ini.
Sementara 29 persen negara melaporkan dampak yang sangat negatif.
Laporan tersebut menghimpun data dari berbagai pasar di 24 negara, seperti Italia, Belanda, Inggris, Taiwan, Hong Kong, Indonesia, hingga Korea Selatan.
Secara sektoral, perawatan kesehatan, logistik, saat ini adalah yang paling tangguh di seluruh permintaan, hunian, dan aktivitas investasi.
Baca juga: 3 Faktor Kunci Bertahan di Bisnis Properti Saat Pandemi
Sementara ritel dan perhotelan merasakan dampak langsung dari pembatasan aktivitas di banyak negara.
Savills menganggap, Covid-19 sebagai tantangan jangka pendek. Namun, wabah ini mampu mengubah kebiasaan manusia menjadi lebih bergantung pada teknologi.
"Ini bisa memiliki jangka panjang untuk pasar secara keseluruhan," tulis Savills dalam laporannya.
Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia meningkat. Namun saat ini banyak negara telah mencapai puncaknya dan membuat sejumlah kejelasan di pasar real estat.
Beberapa negara saat ini mulai fokus mengakhiri lockdown. Bahkan di beberapa tempat aktivitas sejumlah sektor telah kembali dibuka.
Seperti di China, aktivitas real estat di negara ini sudah mulai berlanjut karena infeksi sudah mulai bisa dikendallikan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan