Sementara 29 persen negara melaporkan dampak yang sangat negatif.
Laporan tersebut menghimpun data dari berbagai pasar di 24 negara, seperti Italia, Belanda, Inggris, Taiwan, Hong Kong, Indonesia, hingga Korea Selatan.
Secara sektoral, perawatan kesehatan, logistik, saat ini adalah yang paling tangguh di seluruh permintaan, hunian, dan aktivitas investasi.
Sementara ritel dan perhotelan merasakan dampak langsung dari pembatasan aktivitas di banyak negara.
Savills menganggap, Covid-19 sebagai tantangan jangka pendek. Namun, wabah ini mampu mengubah kebiasaan manusia menjadi lebih bergantung pada teknologi.
"Ini bisa memiliki jangka panjang untuk pasar secara keseluruhan," tulis Savills dalam laporannya.
Kondisi properti global
Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia meningkat. Namun saat ini banyak negara telah mencapai puncaknya dan membuat sejumlah kejelasan di pasar real estat.
Beberapa negara saat ini mulai fokus mengakhiri lockdown. Bahkan di beberapa tempat aktivitas sejumlah sektor telah kembali dibuka.
Seperti di China, aktivitas real estat di negara ini sudah mulai berlanjut karena infeksi sudah mulai bisa dikendallikan.
Sementara Korea Selatan dan Vietnam juga diuntungkan karena penurunan tingkat infeksi yang cepat. Kedua negara melaporkan sentimen pasar netral.
"Di sini kami memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi pasar telah berubah sejak Maret di semua sektor," tulis laporan tersebut.
Di pasar perkantoran, sebanyak 45 persen negara yang disrvei melaporkan adanya penurunan moderat. Tak hanya itu, transaksi juga dilaporkan tidak berubah atau bahkan mengalami penurunan.
Meski banyak perusahaan yang mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah bagi karyawannya, permintaan ruang kantor belum terlalu terpengaruh.
Penurunan moderat hanya dilaporkan oleh 70 persen negara dan hanya 13 persen negara melaporkan adanya penurunan tajam.
Penurunan tajam terlihat di sektor ritel. Sebanyak 82 persen negara melaporkan adanya penurunan besar. Sedangkan permintaan dilaporkan turun di 74 persen negara.
Sementara hotel menderita kontraksi parah di tingkat hunian akibat penutupan perjalanan baik global maupun domestik. Savills mencatat, aktivitas transaksi menurun di 84 persen negara.
Permintaan hotel juga menurun tajam dengan 95 persen negara melaporkan adanya penurunan.
Dampak dari perubahan permintaan ini belum sepenuhnya terwujud dalam nilai sewa yang dilaporkan tidak berubah di 51 persen negara atau sektor.
Meski demikian, pengecualian diberikan untuk hotel dan ritel, 30 persen dan 63 persen negara melaporkan penurunan nilai sewa yang tajam.
https://properti.kompas.com/read/2020/04/24/142231221/pola-pasar-properti-global-di-tengah-pandemi-corona