Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Covid-19 Mengubah Desain Interior Masa Depan?

Kompas.com - 18/04/2020, 18:11 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Dia bahkan membayangkan akan ada aturan tertulis mengenai pembatasan maksimal orang dalam satu ruangan serta penggunaan lift dan lobi untuk meminimalisasi kepadatan orang.

Kaicker menceritakan, dia pernah bekerja di kantor-kantor futuristik di mana lift dapat dipanggil melalui smartphone tanpa harus menyentuh tombol.

Sementara pintu kantor akan terbuka otomatis menggunakan sensor gerak dan pengenalan wajah. Desain ini, menurut dia, mungkin bisa diterapkan untuk perkantoran pasca-pandemi.

Selain itu akan banyak partisi yang dibangun untuk membatasi ruangan antar-departemen serta akan lebih banyak tangga.

Interior rumah

Ketika masa isolasi seperti saat ini, kita mungkin semakin sadar jika interior memengaruhi suasana hati, kemampuan untuk bekerja, dan kenyamanan fisik.

Hal ini membuat desainer interior Stanley Sun berpendapat, pandemi Covid-19 dapat berdampak pada bagaimana orang mendesain rumahnya di masa depan.

Melansir laman Forbes, saat ini masyarakat mulai memperhatikan pentingnya keberadaan ruangan khusus untuk melakukan pertemuan atau konferensi secara virtual.

Ke depannya, Sun berpendapat, orang akan lebih menaruh perhatian untuk menyediakan ruangan khusus bagi kegiatan ini.

Ruangan tersebut juga akan memenuhi unsur-unsur lain seperti suara yang tidak bergema, cahaya yang cukup, serta latar belakang ruangan yang bisa digunakan untuk semua kondisi.

Sun juga menyatakan, perhatian akan pengaruh ruangan terhadap kesehatan fisik dan mental juga meningkat pesat. Hal ini terjadi mengingat mayoritas pekerja saat ini bertaktiivitas di dalam ruangan.

Menurutnya, desainer perlu mempertimbangkan kesehatan mental melalui lingkungan interior.

"Kita harus mempertimbangkan elemen desain apa yang dapat digunakan untuk melindungi kesehatan masyarakat, termasuk material, jarak, pemisahan fisik atau kedekatan, dan interaksi dengan obyek," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com