JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa topik seperti penggunaan Wisma Atlet Kemayoran sebagai Rumah Sakit Darurat Civid-19, konstruksi Tol Sigli-Banda Aceh, hingga saran dalam menerapkan kebijakan angkutan massal menjadi berita terpopuler di Kanal Properti Kompas.com.
Berita yang paling banyak dibaca di urutan pertama sepanjang Senin (23/3/20020) adalah pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai kesiapan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wsima Atlet.
Begini rinciannya:
Presiden Joko Widodo mengatakan, Senin (23/3/2020) sore, rumah sakit darurat Covid-19 sudah bisa digunakan.
Meski begitu, dirinya berharap Wisma Atlet tidak digunakan sebagai RS Darurat Penanganan Covid-19.
"Tapi, saya berharap RS Darurat Corona ini tidak digunakan. Artinya, rumah sakit yang kami siapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya bisa laksanakan penanganan virus corona ini," ucap dia saat meninjau kesiapan rumah sakit tersebut, Senin pagi.
Baca juga: Jokowi: Sore Ini, RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Bisa Digunakan
PT Hutama Karya (Persero) tetap melaksanakan pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh. Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Muhammad Fauzan mengatakan, hingga saat ini konstruksi Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang telah mencapai 99 persen.
Seksi 4 dari tol pertama di Aceh ini dirancang sepanjang 13,5 kilometer. Diharapkan, pada April 2020 dapat digunakan masyarakat.
Jalan tol yang menghubungkan Kota Sigli dan Banda Aceh ini terdiri dari 6 seksi, yaitu Seksi 1 Padang Tiji-Seullimum, Seksi 2 Seulimum-Jantho, Seksi 3 Jantho-Indrapuri, Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang, Seksi 5 Blang Bintang-Kuta Baro, dan Seksi 6 Kuto Baro-Baitussalam.
Berikut informasi selengkapnya:
Baca juga: Persingkat Waktu Tempuh, Tol Sibanceh Bisa Dilintasi April Mendatang
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Deddy Herlambang dalam tulisan Kolom di Kompas.com menyatakan, metode trial and error dalam pengambilan kebijakan terkait transportasi umum dinilai bahaya.
Pasalnya, salah satu cara yang digunakan Pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 dengan mengurangi perjalanan angkutan umum atau menutup angkutan umum sama sekali.
Akan tetapi, hal tersebut menambah kepadatan angkutan massal. Untuk itu, Deddy menyarankan jika tidak ada karantina wilayah angkutan umum tidak bisa serta merta ditutup, atau dibatasi.
Selengkapnya dapat Anda baca pada tautan ini
Baca juga: Bahaya, Jadikan Angkutan Umum Massal Ajang Coba-coba Kebijakan!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.