KOMPAS.com - CEO Marriott International Arne Sorenson menegaskan bahwa dia tak akan menerima gaji satu sen pun hingga akhir 2020.
Dengan pernyataan ini, dia menjadi salah satu dari sejumlah petinggi perusahaan yang tidak akan menerima sisa gaji tahun ini, seiring pandemi Covid-19.
Sorensen mengatakan, dia belum pernah melihat virus ini dan menganggapnya tidak biasa.
Untuk perusahaan sebesar Marriott yang sudah berusia 92 tahun dan telah menjadi saksi Great Depression, Perang Dunia II, dan banyak krisis ekonomi lainnya, pandemi corona adalah sesuatu.
Baca juga: Satu Dekade, Jumlah Kamar Hotel di Jakarta 74.400 Unit
"Saya pastikan, langkah ini akan diikuti jajaran eksekutif lainnya. Mereka akan menerima gaji 50 persen," tegas Sorensen, dikutip Kompas.com dari laman Yahoo Finance, Sabtu (21/3/2020).
Lepas dari itu, secara umum, industri perhotelan hancur lebur dihantam Covid-19. Hal ini menyusul tingkat hunian yang terus anjlok karena berbagai kebijakan.
Pembatasan perjalanan baik untuk wisata maupun bisnis, kebijakan menjaga jarak sosial, serta pembatasan pertemuan dan penyelenggaraan acara berdampak langsung terhadap tekanan permintaan hotel.
Sorensen menyebutkan, saham perusahaan sejumlah hotel besar pun terus melorot karena hal ini.
Sebagai informasi, menurut JP Morgan, pendapatan hotel per kamar yang tersedia atau revenue per available room RevPAR) di Amerika Serikat anjlok lebih dari 30 persen dibanding sebelum masa pandemi.
Baca juga: Marriott International Targetkan 1.000 Hotel Baru di Asia Pasifik
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.